Terpopuler

Amien Rais Sebut Partai Setan dan Partai Allah, Parpol Lain Prihatin dan Geleng-geleng Kepala

"Orang-orang yang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan."

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar
Hendrawan, Amien Rais, dan Johnny 

TRIBUNJABAR.ID - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais membagi partai politik di Indonesia menjadi dua.

Dua kelompok tersebut adalah partai setan dan partai Allah.

Hal ini ia sampaikan ketika mengisi tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjamaah di Masjid Baiturrahim, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Ucapan Ketua Penasihat Persaudaraann Alumni 212 ini menjadi polemik.

Melansir dari berbagai sumber, Amien Rais mengatakan mereka yang anti tuhan bergabung dengan partai besar.

Masyarakat Indonesia harus bergabung dan mengumpulkan kekuatan dengan sebuah partai, bukan hanya PAN, PKS, dan Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah.

Hizbullah ini bergabung untuk melawan hizbusy syaithan.

"Orang-orang yang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia rugi akhiratnya,” tegas Amien.

Menurutnya, hanya Partai Allah yang memetik kemenangan dan kejayaan.

“Tapi di tempat lain, orang yang beriman bergabung di sebuah partai besar namanya hizbullah, Partai Allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan," imbuh dia.

Dalam tausiahnya, Amien Rais juga mengkritik pernyataan Jokowi di Sibolga, Sumatera Utara soal pemisah agama politik.

"Ini presiden yang ilmunya pas-pasan. Sehingga kemudian memang untuk merekonstruksi bangsa kita ini, harus mulai dari rekonstruksi pimpinannya," kata dia.

Ucapan Amien Rais ini mendapat tanggapan dari PDIP dan Nasdem.

Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan ia sulit mengikuti lompatan pemikiran Amien Rais.

Jika melihat rekam jejak Amien Rais, Hendrawan yakin Amien Rais masih bekerja dalam koridor demokrasi bukan teokrasi, dan kokoh dengan prinsip-prinsip negara bangsa yang berkemajuan dan meritokratik.

Sejujurnya, Hendrawan prihatin dengan tantangan yang dihadapi.

Baca: Link Live Streaming Liga 1: Persija Jakarta Vs Borneo FC, Pukul 18.30 WIB

Baca: Ikuti 6 Tips Ini Agar Anda Sukses Berburu Tiket Kereta Api Tambahan untuk Mudik 2018

Ia mengatakan harus membangun karakter bangsa yang berkepribadian kuat, egaliter-inklusif, memiliki modal sosial, dan saling percaya.

Sekjen Partai Nadem, Johnny G Plate juga memberikan tanggapan mengenai ucapan Amien Rais.

Ia mengaku geleng-geleng kepala dan bersedih.

Johnny G Plate mengatakan bangsa sedang membangun nation state dan nation character building.

Baca: Korban Bullying ini Balas Dendam dengan Prestasi, Sudah Menerbitkan Dua Buku

Ia juga menambahkan agar menghindari hal-hal yang berkaitan dengan manuver politik untuk kepentingan Pileg maupun Pilpres 2019.

Johnny mengajak semua pihak membangun budaya demokrasi yang bermartabat dan yang bermanfaat bagi Indonesia.

Amien Rais Enggan Beberkan Partai Setan

Setelah memberikan tausiah, Amien Rias enggan membeberkan partai apa saja yang masuk kelompok hizbus syaithan.

Ia mengatakan yang ia sampaikan menitikberatkan cara berpikir dan bukan partai politik.

"Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang," tegasnya.

Ia menegaskan perubahan suatu negara tak lepas dari perubahan politik.

Baca: Ibunya Baru Meninggal, Lucinta Luna Justru Pamer Kabar Gembira, Netter Makin Geram: Astagfirullah

Karena politik adalah panglima dalam perubahan.

"It's now or never (sekarang atau tidak sama sekali). Tomorrow, next year, will be too late (esok, tahun depan, sudah terlambat). Jadi tahun depan ini adalah penentuan yang lebih meyakinkan lagi. Kalau kita biarkan kekuasaan hizbusy syaithan, setan enggak pernah bisa kompromi," ujar Amien.

Amien Rais juga menerangkan adanya gerakan 'Ganti Presiden tahun 2019' yang sudah menyebar di Indonesia.

Gerakan tersebut, menurutnya, sudah menyebar dari kelas bawah, menengah, dan lainnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved