Korban 'Bullying' ini Balas Dendam dengan Prestasi, Sudah Menerbitkan Dua Buku

Semasa sekolahnya, Sindy Widia Lasifa adalah korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya.

Penulis: Haryanto | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Haryanto
Sindy Widia Lasifa, korban bulyying yang kini berprestasi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA -Semasa sekolahnya, Sindy Widia Lasifa adalah korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya.

Namun kini, ia membuktikan bahwa dirinya bisa berprestasi dan kuat melebihi orang-orang yang dulu menghinanya.

Remaja berusia 20 tahun ini, kini telah menerbitkan dua karya berupa buku. Bahkan buku ketiganya akan segera dipublikasikan ke masyarakat.

Buku pertamanya berjudul Kisah Nyata Di Balik Hidupku, terbit pada tahun 2016.

Baca: Jadwal Siaran Langsung Liga Spanyol: Barcelona Cari Pelampiasan Rasa Sakit Hati

Lalu buku keduanya berjudul Rangkaian Kata Cinta, terbit di tahun 2017.

Hal itu adalah cara 'balas dendam' Sindy kepada teman sekolahnya yang sering mengatakan bahwa ia adalah anak yang bodoh dan lemah.

"Pengalaman semasa di-bully dijadikan cerpen di buku pertama saya. Buku kedua berisi puisi tentang pengalaman semasa hidup, buku ketiga juga kumpulan puisi," katanya kepada Tribun Jabar, saat ditemui di kantor DPKPB Purwakarta, Sabtu (14/4/2018).

Hingga pernah, ia sempat putus asa dan hilang semangat untuk menulis karena olok-olok temannya.

Namun, ia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang sekitar.

Baca: Ibunya Baru Meninggal, Lucinta Luna Justru Pamer Kabar Gembira, Netter Makin Geram: Astagfirullah

Perkataan dan semangat dari keluarga yang membuat Sindy, kini bertekad terus berkarya pada hobi yang disukainya.

"Saya inget orang tua, bagaimana kalau kita menyerah kita gak akan maju, sedangkan orang tua bersusah payah untuk membesarkan," ucap Sindy.

Hobi menulis sejak di bangku Sekolah Dasar, membuatnya lihai mengolah rasa menjadi sebuah kumpulan karya kata.

Untuk memperlancar proses karyanya, kini Sindy berkuliah jurusan sastra di STKIP Purwakarta.

Saat dalam kesal, murung, atau sedang tidak ada kerjaan, ia selalu menulis berupa puisi maupun cerita fiksi.

Baca: Kamu Hobi Bikin Film? Kemendikbud Siap Beri Modal hingga Rp 40 Juta, Ini Syaratnya

Sudah tidak terhitung puisi dan cerpen yang dibuatnya sejak ia bersekolah.

Meski lebih banyak puisi bertemakan cinta, tapi di buku ketiga yang akan diluncurkannya ini bertema keluarga, alam dan pekerjaannya kini.

Bahkan, dengan terbitnya beberapa buku yang telah habis terjual itu, temannya yang dulu menghina, kini pernah memujinya.

"Temen yang waktu itu ngebully, pernah bilang Sindy keren bisa sampai seperti ini, aku mah cuma senyum aja komentarnya. Lagian, dibanding kita ngebalas dengan kejahatan mending dengan kebaikan," ucapnya.

Tidak hanya membalas dendam melalui karya tulis, hinaan yang menybutnya lemah, oleh sindy dibuktikan dengan kerja keras.

Baca: Tersingkir di Liga Champions, Manchester City Bakal Datangkan 6 Pemain Bintang Musim Depan

Bekerja di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta adalah bukti bahwa hinaan temannya itu salah.

Meski sebagai staff di dinas tersebut, Sindy merasa bangga karena telah berada di lingkungan yang mengharuskan dirinya lebih kuat.

Akan tetapi, Sindy mengaku sempat melawan rasa takutnya saat pertama ia melihat langsung proses pemadaman api.

"Awalnya karena memang menantang soalnya kan itu jiwanya harus keras jadi harus berani. Saya kan orangnya lemah suka sakit-sakitan, jadi semenjak itu berusaha tegar untuk masuk damkar, biar kuat," katanya.

Hingga kecintaan pada tempat pekerjaannya kini, pada buku ketiganya ada puisi mengenai petugas pemadam kebakaran.

Puisi tersebut pun pernah ia bacakan pada saat hari jadi pemadam kebakaran di Purwakarta.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved