Hubungan Amerika dan Rusia Memanas, Hal Mengerikan Ini Mungkin Terjadi Jika PD III Meletus

Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya menyadari jika bangkitnya Perang Dingin akan membuat Rusia tampak lemah.

Editor: Yudha Maulana
(Picture: Youtube)
The Satan 2 sebagai pengganti ‘The Satan’ 

TRIBUNJABAR.ID - Sejak Perang Dingin (Cold War) antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur berakhir, yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, baik Rusia maupun AS terus berusaha mencegah kambuhnya Perang Dingin.

Tapi sejak Presiden Donald Trump berkuasa di AS, kambuhnya Perang Dingin menjadi sulit dicegah mengingat Trump, yang sejatinya seorang pebisnis, ternyata terkesan ‘menginginkan perang’.

Ini bisa dilihat ketika Presiden Trump menyiapkan kekuatan militer dalam skala besar untuk menyerang Korut.

Padahal hanya karena Kim Jong-un, yang oleh para senator AS dijuluki ‘bocah gemuk yang nakal’, mengancam akan merudal nuklir AS, sebenarnya, Trump telah memencet tombol dimulainya lagi Perang Dingin.

Baca: Ruhut Sitompul Kembali Berkicau, Sambil Tertawa Lontarkan Sindiran untuk Si Tua

Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya menyadari jika bangkitnya Perang Dingin akan membuat Rusia tampak lemah.

Pasalnya sejak Perang Dingin berakhir, Rusia telah kehilangan sekutu-sekutunya di Eropa Timur.

Oleh karena itu ketika AS bermaksud menyerang Korut, Putin memilih diam. Apalagi Korut ternyata ‘berani’ melawan AS tanpa bantuan Cina dan Rusia.

Rusia hanya mengancam akan turun tangan jika eskalasi konflik Korut-AS sampai memasuki perbatasan Rusia-Korut.

Kenekatan Kim Jong Un yang berani berperang melawan AS tanpa bantuan Rusia dan Cina sesungguhnya ditertawakan oleh Putin.

Baca: Persija Paksa Borneo FC Telan Kekalahan Perdana di Liga 1, Simic cs Meroket ke Posisi 3 Klasemen

Bahkan Korut yang berencana meluncurkan rudal balistik untuk menyerang AS melewati wilayah udara Rusia, telah membuat Putin ‘merasa malas’ bersekutu dengan negara tetangganya itu.

Dengan kondisi seperti itu maka Putin lebih suka bersekutu dengan Suriah dan Iran.

Terlebih lagi karena kedua negara itu merupakan pembeli potensial persenjataan canggih Rusia dari sejak era Perang Dingin.

Tapi AS dan sekutunya selalu berusaha keras mencegah bangkitnya Rusia menjadi ‘Uni Soviet dan sekutunya’ di Timur Tengah dan juga Eropa Timur.

Baca: Rudal Canggih Mematikan Milik Rusia Ini Buat Amerika Serikat Berpikir Dua Kali Serbu Suriah

Caranya selain akan menggempur Suriah, pasukan NATO serta AS juga telah menempatkan pasukan di negara-negara Eropa Timur, khususnya Ukraina.

Rusia sebenarnya telah menemukan medan Perang Dingin yang baru dan negara-negara sekutu perangnya jika sampai harus bentrok dengan militer AS serta sekutunya di Suriah.

Saat ini selain telah menggelar persenjataan dan kekuatan militer di Suriah, Rusia juga menggunakan pangkalan udara Hamedan, Iran, untuk menempatkan jet-jet tempur canggih dan pesawat-pesawat pengebom nuklir seperti Tu-22 M3 dan Tu-95 MS.

Jadi untuk menghadapi serangan militer AS dan Inggris serta sekutunya di Suriah, Rusia telah memiliki sekutu dengan Suriah dan Iran.

Maka jika sampai peperangan antara Rusia dan AS beserta sekutunya masing-masing di Suriah meletus, Perang Dunia III pun telah dimulai.

Baca: Mak Jleb, Nagita Slavina Kesal Lalu Sebut Ayu Ting Ting Orang Nomor Satu Buat Raffi Ahmad

Pasalnya peperangan di Suriah akan langsung mengaktifkan bentrok senjata antara pasukan Rusia dan NATO serta AS di Eropa Timur.

Yang paling dikhawatirkan dari bentrokan antara Rusia dan AS adalah jika kedua negara itu sampai menggunakan rudal-rudal nuklirnya.

Putin sesungguhnya sudah kerap mengancam AS jika Rusia sampai menggunakan rudal nuklirnya dijamin ‘tak ada satu pun mahluk di dunia ini yang bisa selamat’.

Oleh karena itu hingga kepemimpinan AS di bawah Presiden Barrack Obama, AS selalu berusaha keras mencegah kambuhnya Perang Dingin menjadi perang terbuka karena akan memicu perang nuklir.

Baca: Diprediksi Laga Bakal Panas, Persib Bandung Akan Pakai Kendaraan Lapis Baja ke Stadion Kanjuruhan

Maka ketika Presiden Trump memperingatkan Rusia agar segera siaga melalui cuitan twitternya, terkait serangan militer AS di Suriah yang akan terjadi, telah membuat Putin marah.

Presiden Putin langsung balik mengancam akan melawan setiap agresi militer AS dan sekutunya di Suriah secara optimal.

Jika perlu Rusia bahkan akan menggunakan rudal-rudal nuklirnya seperti rudal Satan-2 yang sangat mematikan.

Apalagi, seperti dilansir dari oleh dailymail.co.uk, pemerintah Rusia ternyata telah memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi perang nuklir terkait konflik di Suriah yang makin memanas.(intisari-online/Agustinus Winardi)

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved