Beberkan Perjalanan Hidupnya Pernah Jadi Pembantu, Setya Novanto Minta Jangan Terlalu Dicaci

Setya Novanto menceritakan ia memulai kehidupannya dari titik terendah hingga akhirnya menjadi Ketua DPR RI.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar
Setya Novanto 

Dokter Bimanesh mengambil alih alat tensi dan mengatakan hasil tensinya kepada Setya Novanto.

Saat itu, tensinya 180 per 110. Namun, Setya Novanto tidak merespon.

Kemudian, di dahi Setya Novanto muncul benjolan.

Benjolan tersebut sebelumnya tidak terlihat.

Ada dua benjolan di dahi Setya Novanto sebesar kuku Indri Astuti.

"Saya tanya juga ke dokter Bimanes, dok kok ada benjolan. Dokter Bimanes jawab, iya tadi tidak ada, sekarang ada. Pasien tetap diam saja," ujar Indri Astuti.

Setelah itu, dokter Bimanesh keluar kamar dan diikuti oleh Indri Astuti.

Belum juga keluar kamar, Setya Novanto berteriak.

"Dia bilang 'kapan saya diperban'. Saya kaget, refleks langsung balik badan. Kok nada suaranya begitu, agak membentak. Saya jawab 'sebentak, pak'," katanya.

Selain itu, Setya Novanto juga meminta obat merah pada Indri Astuti.

Setya Novanto meminta obat merah saat lukanya tengah diperban oleh Indri Astuti dan Nurul Rahmah Nuari.

Luka lecet yang sebelumnya diperiksa Bimanesh tersebut diperban setelah mendapat izin dari dokter Bimanesh.

"Saya tanya ke dokter Bimanesh, 'dok itu lukanya diperban?' Lalu dokter Bimanesh jawab 'Ya, sudah diperban saja demi kenyamanan pasien'," kata Indri Astuti.

Lalu Indri Astuti memerintahkan Nurul Rahmah nuari untuk menyiapkan betadin, kasa, dan obat-obatan lainnya.

Setelah semua siap, Indri Astuti dan Nurul Rahmah Nuari memakaikan perban pada luka lecet yang ada di tangan dan siku bagian dalam.

Setya Novanto yang meminta obat merah membuat Indri Astuti bingung.

Indri Astuti mengatakan kepada Setya Novanto kalau di rumah sakit sudah tidak ada obat merah.

"Saya heran sendiri, kok minta obat merah. Selihat saya, luka lecetnya itu tidak berdarah-darah," tegas Indri Astuti.

Ia menjawab permintaan Setya Novanto dengan nada ketus karena ia heran dengan ulah Setya Novanto.

Setya Novanto membentak minta diperban hingga obat merah.

Pada persidangan ini, Indri Astuti sempat mengucurkan air mata.

Ia tak kuasa saat ditanya alasan ia memasang perban pada luka Setya Novanto oleh majelis hakim.

Menurut Indri Astuti, ia terpaksa melakukan hal tersebut.

Luka-luka di tangan dan siku kiri Setya Novanto, menurut Indri, tidak perlu diperban.

Namun, karena Setya Novanto meminta dan juga dokter Bimanesh yang tidak mempermasalahkan hal tersebu.

"Jadi tindakan saya (memasangkan perban ke Setya Novanto), karena saya melakukan tindakan tidak sesuai hati nurani saya," tutur Indri

"Itu luka enggak perlu perban, tapi akhirnya karena permintaan itu harus dipasang. Dokter Bimanesh bilang diperban demi kenyamanan pasien," tambahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved