Beberkan Perjalanan Hidupnya Pernah Jadi Pembantu, Setya Novanto Minta Jangan Terlalu Dicaci
Setya Novanto menceritakan ia memulai kehidupannya dari titik terendah hingga akhirnya menjadi Ketua DPR RI.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
"Saya terpaksa, bukan pamrih membacakan (pleidoi) ini. Saya ingin masyarakat melihat cahaya di tengah-tengah gelapnya, saya ingin mengimbangi pemberitaan atau kabar yang beredar di luar, sudi kiranya dapat mengurangi celaan, cacian yang kejam itu," ucapnya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga dituntut pencabutan hak plitik selama 5 tahun setelah menjalani masa pidana pokok.
Kesaksian Perawat
Sidang lanjutan kasus dugaan menghalangi penyidikan e-KTP digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Dua saksi dihadirkan oleh Jaksa pada sidang dengan terdakwa dokter Bimanesh, Senin (2/4/2018).
Saksi tersebut adalah perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Indri Astuti dan Nurul Rahmah Nuari.
Mereka menceritakan tindakan apa saja yang diberikan mereka saat merawat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto secara detail.
Setya Novanto dirawat di kamar 323, lantai 3 ruang VIP rumah sakit tersebut.
Awalnya Setya Novanto didiagnosis menderita hipertensi dan vertigo.
Namun, berdasarkan keterangan saksi pada pengadilan sebelumnya mantan pengacara Setya Novanto meminta dibuatkan surat keterangan kecelakaan mobil.
Berdasarkan keterangan Indri Astuti, Setya Novanto datang dalam keadaan tertutup selimut.
Bahkan mukanya hanya terlihat sedikit.
Dalam ruangan, Setya Novanto diam saja dan matanya terpejam.
"Saya instruksikan untuk diangkat dari brancar ke tempat tidur. Seprei digunakan untuk mengangkat. Saya dan Nurul bagian kepala, lalu driver Roni dan sekurity di bagian kaki," kata saksi Indri Astuti menceritakan saat Setya Novanto dirawat di VIP, mengutip dari Tribunnews.com.
Dokter Bimanesh memasuki ruangan setelah petugas keamanan dan supir meninggalkan ruangan.