Menengok Kampung Cinta Ilmu di Cibiru, yang Kerap Disebut Kampung Kancil
Sebuah kampung berkonsep unik dan penuh warna terdapat di Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah kampung berkonsep unik dan penuh warna terdapat di Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
RT 02 RW11 disulap menjadi Kampung Cintal Ilmu alias Kampung Kancil.
Ketika Tribun Jabar mengunjungi kampung tersebut, Kamis (5/4/2018), di beberapa sudut dinding, terlihat sebuah lukisan pemandangan dan hewan semisal kancil.
Lukisan tersebut mengesankan suasana kampung yang ceria.
Baca: Begini Video Suasana Demo Tuntut Sukmawati Soekarnoputri Diproses Secara Hukum di Jakarta
Baca: Gara-gara Terlihat Organ Vital Ini, TV Iran Sensor Logo AS Roma Saat Lawan Barcelona
Kemudian di sisi jalan dekat kolam, terlihat beberapa pedagang menjajakan makanan ringan semisal gorengan dan sosis.
Di depan sebuah sekolah, terlihat banyak anak kecil sedang bermain benteng-bentengan.
Konsep Kampung Kancil diinisiasi oleh seorang pemuda bernama Hamzah Hayatullah sejak Januari 2018.
Mimpi Buruk Persib Bandung di Liga 1, Fernando Soler Dipertaruhkan, 2 Fakta Ini Paling Mencolok https://t.co/nRwWj2OuhD via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 6, 2018
Awalnya, ia membangun kampung ini dilandaskan kecemasannya melihat gaya hidup anak muda yang tidak lepas dari gadget.

Selain menghias kampung, ada pula program dua jam tanpa gadget bagi anak-anak Kampung Kancil.
"Anak kecil PAUD saja main gadget, makannya ada program dua jam tanpa gadget, kami ingin menghidupkan permainan tradisional untuk melupakan hal-hal itu. Gadget akan merusak karakter adik-adik kita," ujar Hamzah.
Sebelum menuju perubahan gaya hidup, Hamzah juga berkeinginan mengubah fisik Kampung Kancil, karena itulah ada hiasan berupa lukisan dan pengecatan di sudut-sudut kampung.
Ini Jejak Kompol Fahrizal, Wakapolres yang Tembak Mati Adik Ipar, Ternyata Bukan Polisi Sembarangan https://t.co/Ks4upZhHAS via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 6, 2018
Tidak hanya dinding, jalan yang terbuat dari paving block pun diwarnai sehingga jalan terkesan lebih cerah.
"Jika ingin melakukan perubahan, fisiknya dulu, semisal melukis dan mural. Minimal ketika warga melihat, enak untuk mata, apalagi untuk anak-anak bisa nyaman," ujar Mahasiswa S2 Jurusan Komunikasi Penyiaran UIN Bandung.
Pengecatan dan pelukisan mural di dinding rumah warga dikerjakan mahasiswa UIN yang tinggal atau menyewa kos di sekitar Kampung Kancil.
Warga juga ikut serta dalam mengubah fisik kampung.
Awalnya Kampung Kancil dibangun dari uang donatur.
Tetapi, sekarang warga sudah tergerak untuk memberi kontribusi lebih pada Kampung Kancil.
Sekarang warga setiap bulannya memiliki uang sekira Rp. 400 ribu untum perawatan Kampung Kancil.
"Biaya itu kami berembuk, pedagang bersedia menyumbangkan Rp 2000 per hari untuk perawatan Kampung Kancil," ujarnya.
Tega, Disya Rosa Enggan Bertaruh Nyawa, Mantan Suami Ayu Ting Ting Minta Gugurkan Bayi https://t.co/ditBuHtqOP via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 6, 2018
Selain memperindah fisik dan membudayakan permaianan tradisional, Hamzah juga mengadakan program kelas minat dan bakat.
Saat ini ia sudah menggelar kelas melukis, kelas vokal, dan kelas seni.
"Total sekira 25 anak, dari kelas 2 SD sampai 5 SD,"ujarnya.
Untuk penyelenggaraan kelas, Hamzah Hayatullah selalu menggunakan ruang terbuka, semisal di depan sekolah atau di lapangan.
Tujuan diadakan kelas ini adalah agar anak-anak bisa melupakan gadget saat berkegiatan.
Di luar kelas, anak-anak diajak bermain permainan tradisional semisal enggrang, benteng-bentengan, dan lain-lain.
Ketua RT 02/RW 11 Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Bandung, Abdul Gani mengapresiasi langkah dan gerakan yang diinisiasi Hamzah Hayatullah.
Ia mengatakan, sebelum diubah menjadi Kampung Kancil, suasana RT 02 gelap.
"Awalnya gelap, biasa saja. Kalau nongkrong di sini, kesannya jadi negatif," ujarnya menceritakan masa lalu kampungnya sebelum berubah menjadi Kampung Kancil.
Setelah diubah menjadi Kampung Kancil, Abdul Gani juga bermimpi kampungnya menjadi lokasi wisata.
Dalam waktu dekat, Kampung Kancil akan memiliki program terbaru, yaitu Kancil Day.
Kancil Day, kata Hamzah, seperti Car Free Day, hanya saka di tingkat RT.

Selain menggairahkan kegiatan di kampung, pedagang juga akan mendapat penghasilan pada hari Minggu.
"Kancil Day, nanti hari Minggu ada kegiatan jalan kaki dua jam, main bersama anak-anak, ada main enggrang, bakiak, dan lain-lain. Banyak ibu-ibu senang senam tapi senamnya keluar kampung, kami akan fasilitasi di sini," ujarnya.
Hamzah Hayatullah juga berencana mengembangkan Kampung Kancil dengan menambah berbagai fasilitas semisal wahana becak air agar menarik wisatawan.
Kemudian, di sisi kolam tersebut ada warung yang didirikan warga menjajakan makanan dan berbagai barang yang bisa dibeli turis.
Meski tidak terletak di pusat Kota Bandung, Hamzah Hayatullah berharap Kampung Kancil dapat menjadi satu di antara daya tarik Kota Bandung.
"Ke depan saya ingin kampung ini menjadi kampung wisata yang bisa didatangi wisatawan. Dampak jelas, roda perekonomian di warga. Kedua, kalau kampung enak, enggak kumuh. Kalau cantik, akan mendatangkan wisatawan," ujarnya.
Saat ini konsep Kampung Kancil baru ada di RT 02,tetapi Hamzah Hayatullah berencana menyebarkan konsep ini secara perlahan ke RT lain.
Ia sudah mengajukan ke Ketua RW 11 agar konsep Kampung Kancil diadopsi ke tingkat RW. (*)