Pilgub Jabar
Kunjungi Pabrik Tahu di Tasikmalaya, Tb Hasanuddin Ingin Dorong Usaha Non-Formal Untuk Maju
Calon gubermur nomor urut 2, Tb Hasanuddin mengunjungi pabrik tahu di Kampung Sukatengah, Desa Sukamulya, Kecamatan Singaparna
Penulis: Ferry Fadhlurrahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Calon gubermur nomor urut 2, Tb Hasanuddin, mengatakan usaha sektor non-formal seperti pabrik tahu harus mendapat perhatian dari pemerintah.
Hal itu ia katakan saat mengunjungi pabrik tahu di Kampung Sukatengah, Desa Sukamulya, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (31/3/2018).
Menurutnya, pemerintah provinsi harus memperhatikan perusahaan tersebut baik bantuan permodalan maupun pelatihan.
"Pekerjaan sektor nonformal pada umumnya belum mendapat bantuan maksimal baik berupa pelatihan maupun dana. Tentunya ini harus dioptimalkan dan kami punya program Bogagawe sebagai jawabannya," kata Tb Hasanuddin melalui rilis yang diterima Tribun Jabar, Sabtu (31/3/2018).
Baca: Beredar Video Pria Mirip Olga Syahputra Panggil Om pada Lucinta Luna: Selamat Atas Operasinya
Baca: Ternyata Tak Hanya Sripun, David Beckham Pun Datangi Rumah Siswa Ini dan Beli Tas, Begini Kisahnya
Tb memaparkan, ia akan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat seperti misalnya produksi tahu, dengan memberikan bantuan pelatihan, permodalan hingga pemasaran.
"Ini (produksi tahu) salah satu upaya meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar yang harus terus dikembangkan," ujarnya.
Detik-detik Ruben Onsu Diduga Ucapkan Kata Kasar Saat Lucinta Luna Nyanyi, Perhatikan Ekspresinya https://t.co/Lrk0a0s3uk via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 31, 2018
Pada kesempatan tersebut, Tb sempat berbincang, mengenai bahan utama pembuatan yahu yakni kacang kedelai yang masih impor.
Menurutnya, produksi tahu di Jawa Barat, seharusnya menggunakan bahan dasar dari Jawa Barat. Pemerintah, menurut Tb, harus merangkul dan mengajak para petani untuk menanam kacang kedelai di wilayah yang memungkinkan untuk ditanami.
"Petani itu harusnya meminta jaminan, bahwa nanti hasil pertaniannya jangan ditinggal begitu saja, harus dibeli oleh pemerintah lewat bulog, untuk kepentingan rakyat," kata Tb. (*)