Sejarah Bandung Lautan Api : Ini yang Terjadi Sehari Sebelum Bandung Dibakar

Momen bersejarah pada 72 tahun lalu atau tepatnya tahun 1946, itu rumah dan tempat-tempat penting di Bandung dan sekitarnya dibakar oleh . .

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Bandung mengikuti pawai obor, berjalan dari Tugu Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega sampai Balai Kota Bandung, Jumat (23/3/2018) malam. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa Bandung Lautan Api yang jatuh setiap 24 Maret. 

Menurutnya, itu tidak terlepas dari manuver agresif Indonesia, seperti pertarungan sengit dengan konvoi di sepanjang jalur antara Bogor dengan Bandung selama lima hari sejak 10 Maret 1946.


"Insiden paling penting selama ketegangan yang meningkat di minggu terakhir terjadi pada 19 Maret 1946, ketika sejumlah mortir Indonesia jatuh di salah satu pemukiman orang sipil Eropa dan menghasilkan korban jiwa," kata John.

Akhirnya, sebelum pengumuman pada 23 Maret itu keluar, Inggris memutuskan telah tiba saatnya untuk mengakhiri pembagian wilayah Bandung utara dan selatan, lewat sebuah operasi yang diberi nama, Operation Sam.

"Pada 22 Maret, mereka memberitahu Perdana Menteri Syahri bahwa operasi akan dijalankan dan mendesaknya untuk memastikan bahwa operasi itu tidak menimbulkan pertempuran dengan mengatur penarikan seluruh unit militer dan orang bersenjata Indonesia dari wilayah dalam radius 11 km dari pusat kota," kata John.


Menurutnya, itu hanya berlaku bagi mereka yang bersenjata.

"Warga sipil dan pemerintahan sipil dibiarkan dan didorong untuk tetap tinggal di kota yang dikendalikan Inggris," kata dia.

Diplomasi pemerintah Indonesia pun dimulai melibatkan Didi Kartasasmita komandan komandemen Jabar dan Syafrudin Prawiranegara selaku wakil menteri keuangan, yang pada 22 Maret pergi ke Bandung untuk memberitahu operasi tersebut pada pemerintahan sipil dan militer lokal untuk menyampaikan intruksi Perdana Menteri agar diikuti.

"Tapi ternyata Wali Kota Syamsurijal, Komandan Divisi (Nasution) dan Sutoko selaku Kepala Seksi Militer MP 3 meresponnya agar mendiskusikan masalah ini dan memutuskan bahwa itu harus dibahas lebih mendalam dengan Perdana Menteri," ujar John.

Ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Bandung mengikuti pawai obor, berjalan dari Tugu Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega sampai Balai Kota Bandung, Jumat (23/3/2018) malam. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa Bandung Lautan Api yang jatuh setiap 24 Maret.
ILUSTRASI: Ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Bandung mengikuti pawai obor, berjalan dari Tugu Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega sampai Balai Kota Bandung, Jumat (23/3/2018) malam. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa Bandung Lautan Api yang jatuh setiap 24 Maret. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Nasution kemudian pergi ke Jakarta menemui Syahrir untuk berkonsultasi.

Saat itulah, pada 23 Maret, Jenderal Hawtorn mengumumkan pengosongan Bandung.

Tanggal 24 Maret pagi, Nasution membawa kabar dari Jakarta setelah bertemu Syahrir.

"Nasution mengadakan pertemuan dengan pemerintahan sipil, polisi dan DPRD serta keresidenan dan menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah memutuskan untuk mematuhi ultimatum Inggris dan menghindari pertumpahan darah ataupun bentuk konfrontasi lainnya.

Nasution menambahkan bahwa badan militer (dalam hal ini dia sendiri), ditugaskan untuk menjalankan keputusan tersebut," ujar John. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved