Sejarah Bandung Lautan Api : Ini yang Terjadi Sehari Sebelum Bandung Dibakar

Momen bersejarah pada 72 tahun lalu atau tepatnya tahun 1946, itu rumah dan tempat-tempat penting di Bandung dan sekitarnya dibakar oleh . .

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Bandung mengikuti pawai obor, berjalan dari Tugu Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega sampai Balai Kota Bandung, Jumat (23/3/2018) malam. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa Bandung Lautan Api yang jatuh setiap 24 Maret. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tanggal 24 Maret menjadi tanggal bersejarah bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Momen bersejarah pada 72 tahun lalu atau tepatnya tahun 1946, itu rumah dan tempat-tempat penting di Bandung dan sekitarnya dibakar oleh Tentara Republik Indonesia dan masyarakat.

Pembakaran itu dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda menggunakan Kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega, Kota Bandung.
Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega, Kota Bandung. (Google Plus)

‎Peristiwa yang terjadi pada tanggal 24 Maret 1946 itu dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.

Sehari sebelum peristiwa heroik itu terjadi, dikutip dari buku Bandung Awal Revolusi, 1945-1946 (Bandung In The Early Revolution, 1945-1946, NY Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Programme, 1964), Jenderal Hawtorn, Komandan Divisi Hindia ke-23 sudah merengsek maju ke Bandung.

Baca: Begini Mesranya Kim Jeffrey kepada Pacarnya dan Kesiapannya di Persib pada Momen HUT-nya

"Pada Tanggal 23 Maret 1946, ia mengumumkan lewat radio dan pamflet bahwa Bandung selatan akan dibersihkan dari orang-orang bersenjata; pasukan bersenjata Indonesia harus sudah keluar dari wilayah 11 KM sebelum tanggal 24 (Maret) untuk mencegah pertumbuhan darah; dan warga sipil diminta untuk tetap tenang dan tidak meninggalkan rumah selama periode itu," demikian informasi yang ditulis di buku karya John RW Smail, akademisi lulusan Harvard University bidang Sejarah Inggris tersebut.

Dalam buku itu, John juga mengisahkan, saat itu Bandung terbagi dua, utara dan selatan.


Bandung utara dipenuhi kamp pengungsian yang padat dan Bandung selatan dalam keadaan setengah kosong dan dihuni para pemuda yang tidak memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan skala besar yang sukses sehingga hanya Inggris yang dapat memecah kebuntuan.

John juga menyebutkan ketika itu Inggris mulai membangun kekuatan di Jawa Barat (Jabar).

Di Bandung sendiri, mereka mulai menggunakan pasukan yang baru tiba untuk memperluas batasan zona yang terlindungi, khususnya ke arah utara.

Menurutnya, itu bukan operasi penting dan mempengaruhi Bandung s‎elatan, namun fakta bahwa Markas Divisi Hindia ke-23 dipindahkan ke Bandung pada 16 Februari.

"Bersama dengan persiapan (pemindahan) pasukan secara besar-besaran, memperjelas indikasi bahwa Inggris berniat menyapu bersih Bandung selatan juga," kata John.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved