Ungkap Kecurangan Oknum Driver Ojek Online Demi Meraih Untung, Pakai Aplikasi 'Tuyul'

Penggunaan "tuyul" atau aplikasi pembuat order fiktif baik oleh beberapa driver ojek tentu meresahkan pengemudi ojek online lainnya.

Penulis: Isal Mawardi | Editor: Isal Mawardi
Tribunnews
Ilustrasi Ojek Online 

TRIBUNJABAR.ID - Segala cara dilakukan demi meraih untung.

Ya, kalimat diatas cocok dengan kecurangan yang dilakukan oleh beberapa oknum driver ojek online demi meraih untung.

Fenomena penggunaan "tuyul" atau aplikasi pembuat order fiktif baik oleh beberapa driver ojek maupun taksi online tentu meresahkan pengemudi ojek online lainnya.

Syafrial (53), salah satunya, pengemudi Go-Jek di sekitaran Pamulang, Tangerang Selatan, mengakui bahwa keberadaan aplikasi "tuyul" tersebut membuat dia dan teman-temannya sesama pengemudi ojek online resah.

"Menurut saya, itu merugikan dan juga meresahkan buat orang lain. Sangat merugikan," ujar Syafrial saat ditemui Kompas.com di depan SMP Waskita, Pamulang, Tangsel, Jumat(2/2/2018).

Syafrial mengakui, banyak pula rekannya yang menggunakan aplikasi tersebut untuk meraup untung.

Namun, dia mengatakan tak berminat menggunakan aplikasi tuyul itu dan memilih bekerja secara jujur.

"Banyak teman-teman yang pakai, tapi saya sih enggak. Saya jujur, nih handphone saya polos. Enggak ada aplikasi gitu-gitu, saya takut di-suspend atau diputus mitranya," imbuh dia.

Baca: Go-Jek Kembangkan Sistem untuk Deteksi Para Tuyul

Adanya aplikasi tuyul ini tidak hanya meresahkan sesama pengemudi online, tetapi juga pengguna aplikasi transportasi online.

Putri (25), salah seorang pelanggan mengaku kesal dengan aksi oknum driver Gojek yang berlaku seperti itu.

“Saya pernah mas, order, terus diterima. Eh, saya belum dianter atau naik, tapi laporannya completed (selesai mengantar),” ujar Putri seperti dilansir VIVA.co.id. Rabu, (16/9/15).

Putri menyebut oknum driver Gojek seperti itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang tanpa mau mengantar pelanggan. “Kalau saya bilang itu ‘orderan fiktif’,” katanya.

Untuk meminta penjelasan, dia mengaku sempat menelepon sang driveryang diorder, tapi mengklaim sudah menyelesaikan orderannya.

Baca: Mau Tahu Berapa Kucuran Dana yang Diterima Go-Jek?

“Pas ditelepon, dia cuma bilang, maaf mbak sudah kemalaman. Kan kesel mas, sudah nunggu lama, malah digituin, kalau sudah malamngapain diambil,” ucapnya.

Berikut Tribun Jabar rangkum beberapa kelicikan pengemudi transportasi online

1. Mod No Delay

Trik ini dilakukan oleh pengemudi online agar secara terus menerus menerima orderan.

Tak butuh waktu lebih dari 5 detik, pengguna Mod No Delay ini bisa memperoleh orderan lagi.

Dari video yang diupload Widy Mahameru di Youtube pada 22 Oktober 2015, diperlihatkan seorang pengguna Mod No Delay yang memperoleh 6 orderan hanya dalam waktu 2 menit.

Ajaib?

Baca: Untuk Menghindari Konflik, Satgas Go-Jek Bantu Pengemudi Ojek Online Hindari Zona Merah

2. Fake GPS

Istilah "tuyul" pada layanan ojek online merupakan kecurangan di mana pengemudi menggunakan aplikasi " fake GPS" untuk mendapat penumpang meski berada jauh dari lokasi.

Penggunaan "tuyul" bisa merugikan konsumen karena mengacaukan estimasi waktu kedatangan driver.

Dengan order fiktif ini pengemudi bisa meraup keuntungan bahkan tanpa harus beranjak dari tempatnya.

Aplikasi ini disebut "tuyul" karena pengemudi seolah-olah mendapat penumpang, lalu mengantarnya sampai ke tempat tujuan. Padahal pengemudi ojek online tersebut hanya diam di tempat.

Lewat video yang diunggah di akun Twitter resmi Go-Jek, Senin (20/1/2018), Vice President Dynamic Culture Go-Jek Sam Diah mengungkapkan setidaknya ada beberapa langkah antisipasi dalam sistem keamanan yang tengah dikembangkan ini.

Menurutnya, mitra Go-Jek yang terindikasi menggunakan GPS palsu akan mendapat notifikasi peringatan melalui ponselnya.

Dan dalam tujuh hari mitra diberi kesempatan untuk menghapus aplikasi "tuyul" tersebut.

"Tujuh hari itu terhitung sejak Anda (mitra) mendapat notifikasi peringatan," ungkap Sam dalam pertemuan dengan mitra Go-Jek, seperti dirangkum KompasTekno dari rekaman video di akun Twitter perusahaan, Kamis (22/3/2018).

Kemudian jika mitra tersebut mengabaikan peringatan yang muncul dan tetap tidak menghapus aplikasi GPS palsu pada ponselnya, ia tidak akan bisa mencairkan bonus yang telah didapatkan.

Jika kemudian mitra tersebut masih melanggar dan terindikasi menggunakan aplikasi GPS palsu pada ponselnya, hukuman paling berat yang diberikan oleh Go-Jek adalah pemutusan kerja sama mitra.

3. Aplikasi Auto Bid

Aplikasi Auto Bid termasuk aplikasi yang dilarang oleh pihak transportasi online.

Karena tanpa membuka HP, semua orderan yang masuk akan secara otomatis di bid oleh aplikasi ini.

Dilansir Kaskus, aplikasi ini akan mudah terdeteksi karena klik “ambil booking” dan klik “ya” hanya dalam 10/1000 detik (10 milisecond) setelah tombol aktif.

Sedangkan manusia normal secepat cepatnya membutuhkan waktu 300/1000 detik (300 ms). Kecuali ia 24 jam di depan smartphone dan langsung bereaksi ketika ada orderan masuk, tapi apakah mungkin?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved