Go-Jek Kembangkan Sistem untuk Deteksi Para 'Tuyul'

Penggunaan "tuyul" bisa merugikan konsumen karena mengacaukan estimasi waktu kedatangan driver.

Editor: Isal Mawardi
Oik Yusuf/ Kompas.com
Helm hijau Go-Jek menjadi salah satu penanda identitas pengendara ojek yang tergabung dalam layanan ojek panggilan tersebut 

TRIBUNJABAR.ID - Saat ini sedang tren kecurangan yang dilakukan oleh ojek online terkait penggunakan 'Fake GPS', yaitu pengemudi akan mendapatkan penumpang dengan mudah, meski berada jauh dari lokasi orderan.

Tindakan ini tentu merugikan pelanggan, sehingga pihak Go-Jek pun menggunakan istilah 'tuyul'.

Penggunaan "tuyul" bisa merugikan konsumen karena mengacaukan estimasi waktu kedatangan driver. Selain itu, aplikasi GPS palsu ini juga digunakan untuk membuat order fiktif.

Dengan order fiktif ini pengemudi bisa meraup keuntungan bahkan tanpa harus beranjak dari tempatnya.

Aplikasi ini disebut "tuyul" karena pengemudi seolah-olah mendapat penumpang, lalu mengantarnya sampai ke tempat tujuan. Padahal pengemudi ojek online tersebut hanya diam di tempat.

Baca: Mau Tahu Berapa Kucuran Dana yang Diterima Go-Jek?

Melihat masalah ini, Go-Jek menginisiasi gerakan #HapusTuyul. Vice President Corporate Communication Go-Jek Michael Say mengatakan Go-Jek tengah mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi apakah si pengemudi menggunakan GPS palsu atau tidak.

"Sekarang kita hapus para tuyul, supaya teman-teman bisa fair play," ujar Michael dalam pertemuan dengan mitra pengemudi, seperti dirangkum KompasTekno dari rekaman video yang diunggah di akun resmi Twitter Go-Jek, Kamis (22/3/2018).

Penggunaan aplikasi "tuyul" memang merupakan tindak kecurangan yang merugikan dua belah pihak baik driver maupun konsumen.

Beberapa oknum mitra (driver) yang menggunakan aplikasi tuyul ini mendapat keuntungan dengan cara tidak adil. Padahal penggunaan aplikasi GPS palsu justru akan membahayakan data dari akun mitra tersebut.

"Pesannya satu, tolong jangan menormalisasi hal-hal ini (tuyul). Apalagi kita bicara perlindungan data. Ini (GPS palsu) adalah aplikasi pihak ketiga," lanjutnya.

Baca: Ada Oknum Sopir Bikin Penumpang Takut, Pihak Go-Jek Bandung Sulit Dikonfirmasi

Maraknya aksi tuyul sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Bahkan pada Februari lalu, Polda Metro Jaya menangkap 12 orang tersangka yang membuat order fiktif dengan menggunakan aplikasi tuyul ini.

Dengan menggunakan aplikasi tuyul, para sopir taksi maupun ojek online ini tak perlu repot-repot melayani pelanggan.

Mereka tinggal membuat order fiktif, lalu order tersebut diterima dirinya sendiri dengan akun lain dan secara otomatis kendaraan yang terlihat pada GPS di aplikasi bergerak seolah-olah tengah melayani penumpang.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved