Bisa Naik Haji dari Hasil Kumpulkan Sampah, Sarija: Masih Kadang Tidak Percaya

"Menjadi pemulung sampah memang capek tapi saya tetap bersyukur setiap hari dapat mendapatkan uang yang halal,"

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Sarija ketika ditemui di TPA Gunung Santri, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu (21/3/2018). Ia mengubah TPA Gunung Santri menjadi lahan hijau. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Pasangan suami dan istri, Sarija (67) dan Jerah, berangkat haji dari hasil mengumpulkan sampah.

Warga Blok Gunung Santri, Desa Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon itu berprofesi menjadi pemulung sampah sejak puluhan tahun yang lalu.

Uang dari hasil mengepul itu mereka kumpulkan untuk menunaikan rukun islam yang kelima.

Rupiah demi rupiah yang didapatkan setiap hari selalu disisihkan untuk berangkat ke tanah suci.


Penghasilan per hari mereka Rp 30.000 hingga Rp 40.000 dari mengumpulkan sampah dari pukul 06.00 WIB-16.00 WIB.

Hasilnya mereka jual ke tempat pengepulan sampah. Pasutri tersebut pun pandai memilah sampah yang bisa dimanfaatkan.

Sarija ketika ditemui di TPA Gunung Santri, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu (21/3/2018). Ia mengubah TPA Gunung Santri menjadi lahan hijau.
Sarija ketika ditemui di TPA Gunung Santri, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu (21/3/2018). Ia mengubah TPA Gunung Santri menjadi lahan hijau. (Tribun Jabar/Siti Masithoh)

"Menjadi pemulung sampah memang capek tapi saya tetap bersyukur setiap hari dapat mendapatkan uang yang halal," kata Sarija saat ditemui di TPA Gunung Santri, Rabu (21/3/2018) pagi.

Beralaskan sandal dan kaus, pasangan yang mempunyai enam orang anak itu biasa beraktivitas memulung sampah.

Baca: BPJS Ketenagakerjaan Investasikan Dana Rp 73 Triliun untuk Dukung Pembangunan Infrastruktur

Mereka berusaha sebaik mungkin memilah sampah untuk dijual untuk menghasilkan rupiah.

Memulung sampah dari tiap desa ke desa hingga ke tempat penampungan sampah.

Tak tampak raut menyerah di wajah Sarija yang sudah keriput dan rambut yang memutih itu.

Meski harus berjalan jauh setiap hari, Sarija dan Jerah tak pernah mengeluh.


Kini keduanya tengah mengalami manasik haji dan akan menunaikan ibadah haji tahun ini.

Pasutri tersebut juga baru mendaftar haji sejak tahun 2012.

"Senang banget akhirnya bisa berangkat haji. Masih kadang tidak percaya karena kan ibadah haji itu jika ada uang lebih. Saya mengumpulkan terus demi bisa berangkat ke sana," kata Sarija sambil tersenyum.

Baca: Sidang Perceraian Ahok-Veronica Tan Selesai Dalam 1 Menit

Sarija dan Jerah yang biasanya memulung sampang di TPA Gunung Santri kini beralih profesi menjadi petani sejak awal 2017 TPA tersebut ditutup.

"Kalau ditanya lebih enak mana, lebih enak menjadi petani karena tak terlalu capek. Namun, hasilnya tidak sebanyak ketika memulung sampah. Kalau memulung sampah itu kan dapat uang setiap hari," katanya.

Kini Sarija hanya mampu menghasilkan uang per tiga bulan sekali dari hasil memanennya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved