Mengintip Bisnis Prostitusi di Puncak, Lokal Bertarif Rp 1,5 Juta sedangkan Asing Rp 6 Juta

Menurutnya, dalam kesehariannya mereka berbaur dengan warga sekitar dan bertingkah mengikuti lingkungannya.

Editor: Ravianto
ist
illustrasi psk. 

TRIBUNJABAR.ID, BOGOR - Keberadaan pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Puncak Bogor cukup sulit dideteksi warga.

Hal itu terjadi karena para PSK kerap berbaur dengan masyarakat sekitar.

Bahkan beberapa dari mereka merangkap profesi agar tidak mudah dicurigai.

Menurutnya, dalam kesehariannya mereka berbaur dengan warga sekitar dan bertingkah mengikuti lingkungannya.

"Dia ngekos di suatu tempat, ngakunya pekerjaan lain. Saya tahu jelas karena sering ketemu dengan mereka-mereka. Mereka di lingkungan, normal, dia kalau di lingkungan punya aturan kan ya, mereka berperilaku seperti warga setempat," ujarnya ketika ditemui TribunnewsBogor.com (TRIBUN-network) di kawasan Puncak Bogor.

Ia juga mengatakan bahwa beberapa waktu ke belakang pun sempat ada PSK yang profesinya terendus warga yang kemudian diusir oleh pemilik kos.

Baca: Amien Rais Sebut Jokowi Membohongi Publik, Luhut Murka: Diam Sajalah, Dosamu Banyak Juga Kok!

Baca: Menggila di Top 5 Indonesian Idol, Abdul Dapat Hadiah Tak Terduga dari Penyanyi Hollywood

Terkait alasan kenapa mereka menjadi PSK, Boni menjelaskan bahwa di Puncak hampir tidak ada lagi alasan klasik terpaksa menjual diri untuk menafkahi keluarganya.

Karena menurutnya di dalam aktivitasnya mereka sering berpesta menghabiskan uang dan minum minuman keras.

"Jadi emang mereka niatnya mencari uang dengan mudah dengan menjual diri. Kalau dulu mungkin tahun 70 atau 80-an ada, sekarang mah udah profesional, kan hubungan saja pakai HP, mereka janjian dimana gitu japri," katanya.

Layani Tamu Asal Timur Tengah

TribunnewsBogor.com sempat menemukan segerombolan anak muda tamu Timur Tengah mengunjungi sebuah tempat wisata di kawasan Puncak.

Terpantau mereka didampingi seorang perempuan lokal dengan penampilan mencolok dengan santai melintasi kerumunan wisatawan lain.

"Tuh itu jablay (PSK), biasanya dibooking beberapa hari gitu," bisik seorang pedagang kepada TribunnewsBogor.com.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved