Pilgub Jabar
Stiker Misterius di Rancakalong Milik Sudrajat-Syaikhu, Pelaku dalam Pencarian
Stiker tanpa keterangan tersebut merupakan stiker kampanye, Sudrajat - Syaikhu.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Stiker-stiker yang sempat membuat resah Warga Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu, rupanya merupakan stiker kampanye.
Stiker tanpa keterangan tersebut merupakan stiker kampanye pasangan calon gubernur - calon wakil gubernur Jawa Barat, Sudrajat - Ahmad Syaikhu.
Dikonfirmasi Tribun Jabar melalui telepon, Kamis (15/3/2018), Ketua DPD PKS Kabupaten Sumedang, Yana Flandriana, menyampaikan bahwa pihaknya masih mengusut kasus tersebut.
"Kami masih mencari tahu siapa yang menempel stiker tersebut tanpa izin," ujar Yana Flandriana.
Yana Flandriana menegaskan, pihaknya telah memberikan sosialisasi dan penataran pada anggota tim kampanye mengenai peraturan KPU terkait kampanye.
Bahkan, Yana Flandriana mengatakan, tim kampanye PKS dan partai-partai pengusung telah ditatar untuk berhati-hati memasang alat peraga kampanye.
"Apakah oknum anggota kami, tim kami yang belum tahu, atau tim rival, kami belum berani menyimpulkan karena masih dalam pencarian," ujar Yana.
Warga Tak Berani Salat Subuh Gara-gara Stiker Misterius
Stiker misterius yang tiba-tiba tertempel di rumah warga dan beberapa bangunan masjid gegerkan warga Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.
Warga Desa Rancakalong mengaku resah dengan adanya stiker misterius yang tertempel tiba-tiba di rumah beberapa warga.
Warga mengaku takut kalau stiker tersebut menjadi penanda rumah-rumah yang disasar oleh orang jahat atau orang-orang yang tidak memiliki niat baik.
"Tidak ada yang tahu ditempelnya kapan. Tahu-tahu sudah ditempel saja, tidak tahu maksudnya apa," ujar Atang Uka (63), warga Desa Rancakalong yang rumahnya ditempeli stiker, ketika ditemui Tribun Jabar di rumahnya, Rabu (14/3/2018).
Stiker tersebut berwarna putih dengan lingkaran dan gambar contreng berwarna merah di tengah stiker tanpa keterangan apapun.
Atang Uka mengaku, dirinya takut menjadi sasaran penyerangan seperti yang terjadi di berita-berita di televisi.
"Takut disasar. Saya bahkan tidak berani ke mesjid untuk salat Subuh sekarang, takut ada yang menyerang," ujar Atang Uka.
Masalahnya, masjid di dekat rumah Atang pun ikut ditempeli stiker misterius tersebut. Kini warga menjadi tak berani ke masjid saat salat Isya dan Subuh.
"Akhirnya cepat-cepat saya cabut, takut soalnya," ujar Atang