Masalah Sampah
Legoknangka Belum Jalan, Sampah Bandung Bisa Dibereskan dengan Cara Ini, Bahkan Hasilkan Uang
TPPAS Legoknangka, lanjutnya, bebannya tidak akan bisa menampung semua sampah Bandung Raya, karena TPPAS itu hanya didesain 1800 ton.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Kisdiantoro

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar kebijakan publik Bandung Silvariyadi Rahman S Sos MM, mengatakan, Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka, Kabupaten Bandung, memang merupakan solusi penanganan sampah di Bandung raya.
Namun, saat ini, problem yang terjadi adalah TPPAS itu belum bisa diakses.
Sementara, TPPAS Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat juga sempat terkendala operasionalnya.
"Legoknangka solusi. Tapi itu teknologi di Legoknangka belum bisa diakses sekarang. Sedangkan, Sarimukti kontrak habis, kebutuhan lahan besar. Ke mana sampah kita buang? Ini problem," ujar Silvaryadi kepada Tribun Jabar di sebuah kafe, kawasan Jalan Van de Venter nomor 14, Kebon Pisang, Sumur, Kota Bandung, Rabu (14/3/2018).
TPPAS Legoknangka, lanjutnya, bebannya tidak akan bisa menampung semua sampah Bandung Raya, karena TPPAS itu hanya didesain 1800 ton.
Bos Persib Ungkap Fakta di Balik Perekrutan Striker Asing, Glenn: Tidak Mau Ambil Jalan Pintas https://t.co/3o7PrWm95y via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 16, 2018
Sedangkan, masih ada 3000 ton sampah yang belum tertangani.
"Mereka (pengelola) sedang (fokus) di 1800 ton, teknologi, dan tipping fee-nya. Bagaimana dengan 3000 ton? Kita harus memilah hal-hal yang sifatnya dengan problem persoalan," ujarnya.
Karena permasalahan itu, Silvariyadi menawarkan solusi penanganan sampah Bandung raya.
"Perbaiki kelembagaan. Perbaiki sistem retribusi. Main di regulasi dan monitoring," ujarnya.
Dari kelembagaan, lanjut Silvariyadi, beban penanganan sampah ada di pemerintah.
Dia menawarkan, penanganan sampah harus melibatkan pihak swasta dan ditangani sejak dari sumber (rumah).
"Penanganan sampah harus menarik buat swasta masuk. Apapun pilihannya harus good investment. Yang mana yang menarik. Kalau dikompetisikan akan mendapat kualitas. Seperti public goods. Kalau private goods itu segelintir (pemerintah), tidak ada persaingan. Buka kesempatan swasta. Pengelolaan sampah harus seperti public goods," ujarnya.
Baca: Gerindra Klaim Kantongi 15 Nama untuk Cawapres Prabowo Subianto