Unik! Warga Rancasari Pungut Sampah Sambil Kenakan Kebaya
Meski terkesan biasa, namun bila di cermati lebih detil, ada hal unik yang tidak ditemukan di tempat lain dalam kegiatan GPS
Penulis: Cipta Permana | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bersenjatakan sapu lidi, pengki, arit, dan kantung plastik sampah, ribuan orang warga Kecamatan Rancasari bersama sejumlah anggota TNI dari sektor 22 Citarum Harum wilayah Kota Bandung, dan para tukang ojek di pangkalan Metro Santosa secara serentak berjibaku memerangi sampah-sampah yang berserakan di lingkungan Kelurahan Manjahlega, Mekarjaya, Cipamokolan, dan Derwati dalam rangka Gerakan Pungut Sampah (GPS) yang digagas oleh Kecamatan Rancasari.
Meski terkesan biasa, namun bila di cermati lebih detil, ada hal unik yang tidak ditemukan di tempat lain dalam kegiatan GPS tersebut, yakni para pesertanya yang mengenakan pakaian adat Sunda, yakni Pangsi dan Kebaya.

Dalam pelaksanaannya, meski terpapar terik matahari, namun para peserta yang terdiri dari kolaborasi anak-anak sekolah dan orang dewasa dari berbagai elemen masyarakat, tidak mengenal lelah dan tetap bersemangat untuk tetap memungut lembar per lembar sampah yang ditemukan baik di sepanjang jalan maupun sisi aliran Sungai Cidurian untuk kemudian di masukan kedalam kantong plastik sampah yang mereka bawa.
Selain memungut sampah, mereka juga melakukan gerakan tanam pohon bersama dengan target satu rumah satu pohon di lingkungannya masing-masing. Kegiatan itu dilakukan oleh para ibu-ibu setelah mendapatkan beraneka ragam bibit-bibit pohon yang di bagikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung.
Camat Rancasari, Sri Kurniasih mengatakan, upaya ini dilakukan dalam rangka memecahkan original rekor Indonesia (ORI) untuk kategori GPS unik berbusana pakaian adat Sunda dan juga gerakan tanam pohon satu rumah satu pohon. Selain itu kegiatan ini sebagai bentuk dukungan dari masyarakat Kecamatan Rancasari dalam program pemerintah, yakni kali bersih, Citarum Harum dan Adipura.
"Kita inginkan gerakan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya bagi warga Rancasari dalam mencintai dan menjaga lingkungannya tetap bersih. Apalagi kita pakai pakaian adat Sunda, yang membuktikan bahwa urang Sunda harus lebih bisa menjaga lingkungan," ujarnya di sela kegiatan GPS nya di Lottemart, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (14/3/2018).
Sri menuturkan dalam upaya pemecahan rekor tersebut, sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah 400 peserta, untuk itu pihaknya menargetkan 500 orang warga. Namun ternyata hingga pelaksanaannya antusias masyarakat justru membulak dan melebihi target sebelumnya, dengan tercatat 1.007 orang ikut serta dalam kegiatan sosial tersebut.
"Alhamdulillah kita berhasil memecahkan rekor tersebut dengan jumlah kepesertaan terbanyak dan penghargaan langsung diberikan saat upacara tadi. GPS ini merupakan agenda rutin yang selalu di lakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat di setiap instansi perkantoran juga sekolah di wilayah Kecamatan Rancasari, sehingga bukan lagi sesuatu hal yang baru yang diikuti oleh masyarakat secara bersama-sama," ucapnya.
Ia pun berharap, dengan adanya momen pemecahan rekor untuk kategori GPS ini, masyarakat semakin sadar akan lingkungannya masing-masing dan tidak membuang sampah secara sembarangan, terutama ke aliran sungai dalam rangka mendukung program Citarum Harum.
Sementara itu, Dan Sektor 22 Citarum Harum wilayah Kota Bandung, Kolonel Infantri, Asep Rahman Taufik yang ditemui di lokasi kegiatan, sangat mengapresiasi upaya yang digagas oleh Camat Rancasari tersebut. Terlebih kegiatan ini lakukan secara masif dan unik dari para pesertanya, karena selain turut menjaga kebersihan, tetapi juga sekaligus mengangkat dan pelestarian budaya Sunda dalam mendukung program Citarum Harum.
"Kami sangat mengapresiasi upaya bersih-bersih ini, terlebih kaitannya dalam upaya mendukung program Citarum Harum. Dimana seperti yang kita ketahui bersama bahwa Sungai Citarum tercatat sebagai sungai terkotor nomor satu di dunia" ujarnya.
Untuk itu, ia berharap kegiatan ini dapat juga diikuti dan didukung oleh seluruh camat lainnya di Kota Bandung, sehingga dapat menciptakan gerakan yang lebih masif lagi dalam hal menjaga dan memelihara kebersihan lingkungannya termasuk kondisi sungai.
"Upaya memelihara lingkungan perlu di tegakkan bersama, agar anak cucu kita mendapatkan warisan-warisan kebersihan, dia lahir akan sehat, kuat, dan pintar menjadi sumber daya terbaik dalam rangka pertahanan negara kedepan," katanya. (Cipta Permana)