Sempat Merasa Mati, Stephen Hawking Mampu Sejajar dengan Albert Einstein dan Isaac Newton
Pada 1963, ia didiagnosa penyakit syarat dan divonis hanya hidup hingga dua tahun lagi.
Penulis: Tarsisius Sutomonaio | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNJABAR.ID- Kemampuan intelektual Stephen Hawking amat kontras dengan kondisi fisiknya.
Tubuhnya rusak akibat penyakit syaraf yang menyerang pada saat berusia 21 tahun.
Pada 1963, ia didiagnosa penyakit syarat dan divonis hanya hidup hingga dua tahun lagi.
Akibatnya, sejak itu, Stephen Hawking selalu memakai kursi roda.
Sriwijaya FC dan Madura United Protes Soal ''Jadwal Neraka'', Persib Bandung? https://t.co/dNBqWzihZQ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 14, 2018
Kondisinya kian buruk karena harus menggunakan alat bantu untuk bisa berkomunikasi.
Untuk berbicara, Stephen Hawking memakai sistem komputer yang memproduksi suara.
Dia pun mengandalkan kedua alisnya sebagi alat komunikasi sehari-hari.
Setengah abad sejak didiagnosa terkena penyakit syaraf, ia menulis pengakuan di bukunya "My Brief History".
Baca: Benarkah Pak Dendy Punya 2 Istri? Beredar Foto Kerukunan Bu Dendy dengan Wanita Diduga Istri Pertama
Ia menceritakan keluhannya ketika pertama kali mengetahui diagnosa penyakit syarat yang menimpanya.
"Hal itu sangat tak adil, kenapa harus terjadi pada saya," ujarnya seperti dikutip dari abc.net.au.
Setelah melewati masa vonis dokter tentang kematiannya, ia harus bekerja lebih keras karena kondisinya.
Penyakit itu berkontribusi merusak dua perkawinannya.
"Pada momen itu, saya merasa hidup saya berakhir dan tak menyadari potensi yang saya punya. Sekarang, setelah 50 tahun sejak diagnosa itu, saya puas dengan hidup saya," kata Stephen Hawking.