Personel Kodim 0611 Garut Ubah Sampah Plastik Jadi Paving Block
Asyraf mengatakan, teknologi sebenarnya sudah lama ada, namun manfaat tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Bagi sebagian orang sampah plastik merupakan sesuatu yang tidak berguna dan menganggap dapat mencemari lingkungan.
Namun, itu tidak berlaku bagi Komando Distrik (Kodim) Distrik Militer 0611 Garut.
Di awal 2018, diinisiasi oleh Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Asyraf Aziz, sampah plastik justru dimanfaatkan sebagai material untuk bangunan, yakni paving block.
Bermodalkan alat cetak yang terbuat dari patahan logam bekas suku cadang motor, tiga kilogram dapat diubah menjadi satu paving block berbentuk hexagonal berukuran sekira 20 centimeter.
Sebelum terbentuk menjadi paving block, terlebih dahulu sampah plastik dipanaskan menggunakan api hingga benar-benar menjadi cairan.
Setelah sampah plastik menjadi cair, kemudian plastik tersebut dimasukkan ke dalam cetakan lalu kemudian di press menggunakan alat khusus selama 10 menit hingga benar-benar kering.
Baca: Foto-foto Bencana Longsor di Gunung Bonjot, Dua Tewas Tertimbun
Baca: Resmi Mempersunting Putri Marino, Chicco Jerikho Singgung Soal Malam Pertama, Begini Ekspresinya
Berbeda dengan paving block yang terbuat dari material pasir, paving block yang berbahan dasar dari sampah plastik ini lebih ringan dan diklaim lebih tahan lama.
Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Asyraf Aziz, mengatakan, paving block berbahan dasar sampah plastik ini sengaja dibuat untuk menjaga lingkungan akibat sampah plastik.
"Sampah plastik ini membutuhkan waktu lama untuk terurai," Kata Asyraf di Makodim 0611 Garut, Jalan Veteran, Kabupaten Garut, Senin (5/3/2018).
Asyraf mengatakan, teknologi sebenarnya sudah lama ada, namun manfaat tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas.
"Siapa sangka sampah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat," katanya.
Ia mengatakan saat ini, di sejumlah sungai di Kabupaten Garut, termasuk Cimanuk, sedimentasi lebih tebal karena banyaknya sampah yang mencemari aliran sungai tersebut.
"Mulai saat ini, masyarakat harus peduli terhadap sampah dan jangan sampai membuat saluran mampet," katanya.
Maka dari itu, ia berharap kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan metode ini sebagai mata pencaharian untuk mendapatkan pundi-pundi uang.
"Bila menjadi ini komoditi, dipastikan menghasilkan keuntungan," katanya.(*)