Mengaku Didatangi Arwah Korban, Pembunuh Wanita Pemandu Lagu Tak Berani Tidur Sendiri di Dalam Sel
Didik Ponco (28) benar-benar tak bisa tidur nyenyak di dalam sel tahanan Mapolres Kendal. ia mengaku didatangi arwah Fitri.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.ID - Didik Ponco (28) benar-benar tak bisa tidur nyenyak di dalam sel tahanan Mapolres Kendal.
Alasannya bukan karena tempat tidurnya kurang empuk, namun Didik mengaku kerap didatangi arwah seorang wanita pemandu lagu, Fitri Anggraeni (24).
Seperti diketahui, Didik sebelumnya telah menghabisi nyawa Fitri lalu mengecor jasad korban dalam bak mandi.
Kejadian itu sontak membuat geger warga desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal.
Alasan Didik membunuh wanita yang merupakan selingkuhannya itu karena merasa sakit hati.
“Saya bunuh dia hari Jumat (16/2/2018). Minggunya (18/2/2018), ketika istri saya pulang, sempat tanya kepada saya karena mencium bau tidak sedap. Waktu itu, saya jawab bau itu dari batang tikus,” ujar Didik, mengutip dari Kompas.com.
Kini, didik mendekam di penjara dengan segala ketakutannya.
Ia mengaku setiap malam seperti dikejar-kejar arwah Fitri.
Bahkan, Didik rela tidur berdesakan dengan tahanan lain karena ia merasa takut bila sendirian.
“Saya takut tidur sendirian,” ujarnya.
Menurut Kasatreskrim Polres Kendal AKP Aris Munandar, Didik memang mengaku ketakutan.
Baca: Prosesi Pemakaman Sridevi Disaksikan Puluhan Ribu Orang, Ini Foto-fotonya yang Menggetarkan Hati
Baca: Anita Mengaku Rela Dimadu, Tapi Si Orang Ketiga Memaksa Abdee ‘Slank’ Lakukan Hal ini
“Tiap malam dia mengaku ditemui arwah korban,“ ujar Aris.
Aris pun memberikan saran agar Didik mengaji dan berzikir untuk mendoakan korban.
Fakta-fakta Pembunuhan Fitri
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Tribun Jabar.
1. Korban dan Pembunuh Sempat Berhubungan Intim
Kasatreskrim Polres Kendal AKP, Aris Munandar, menuturkan dari data yang dihimpun dari tersangka bahwa korban dan tersangka memang memiliki hubungan spesial.
Hubungan itu terjalin sudah empat bulan lamanya lantaran istri tersangka dan korban merupakan teman dekat sewaktu sekolah.
"Istri tersangka merupakan teman dekat korban. Hal itu dimanfaatkan untuk menjalin hubungan terlarang itu," ujarnya, Senin (26/2/2018)
Aris menceritakan bahwa pada Jum'at (16/2/2018) tersangka menjemput korban dengan alasan untuk mengajak korban menjenguk istrinya yang sedang sakit.
Setelah menjenguk istri tersangka, korban diajak korban menuju rumahnya di desa puguh, Boja.
Sebelum dibunuh, korban hendak mencuci di belakang rumah Didik. Saat itulah pembunuhan terjadi.
2. Ditemukan dalam Kondisi Telanjang di Dalam Coran
Tak tanggung-tanggung, Didik nekat mengecor jasad Fitri setebal tiga lapis agar baunya tak tercium lagi.
Meski sudah dicor tiga lapis, jasad Fitri ternyata teridentifikasi langsung oleh polisi saat melakukan penggeledahan di rumah kontrakan Didik.
Saat ditemukan, jasad Fitri dalam kondisi telanjang.
3. Didik Merupakan Pengangguran
Dari keterangan tetangga tersangka bahwa pelaku merupakan pengangguran yang tiap malam sering keluar rumah.
Sariyem, tetangga sebelah tersangka menjelaskan disiang hari ia selalu berada dirumah
"Tidak jelas pekerjaannya apa, namun biasanya selesai magrib ia pergi keluar,' ujarnya saat Tribun Jateng mendatangi lokasi rumah tersangka di Desa Puguh, Boja, Selasa (27/2).
Sariyem mengatakan selain pergi malam-malam, teman-teman tersangka sering datang kerumahnya pada malam hari.
"Kalau saya tanya ke istrinya kok si Didik sering di rumah, istrinya menjawab kalau suaminya belum mempunyai pekerjaan," ujarnya.
4. Dibunuh karena Masalah Piutang
Dugaan awal, Didik mencekik Fitria karena melontarkan kata-kata kasar saat ditagih.
Kendati begitu, Sumiyati, ibunda Fitria, membantah hal tersebut.
Ia mengatakan hal itu berkebalikan dengan fakta yang ada. Sumiyati mengatakan hasil jerih payah anaknya selama ini selalu diberikan sebagian untuk didik.
"Jadi kalau habis kerja kadang membawa uang hanya sedikit. Diberikan kepada Didik karena melihat kondisi ekonominya yang sulit," ungkapnya.
5. Warga Ngeri dan Mencium
Melihat rumah Didik terpasang garis polisi, para warga sering merasakan rasa ngeri saat melintasi rumah tersebut.
Tetangga Didik, Sukardi mengatakan semenjak bak mandi dibongkar, bau amis dan busuk masih sering tercium oleh warga.
Bau amis tercampur busuk itu menambah kian menambah kesan seram rumah Didik itu.
"Untuk menghilangkan bau itu, lokasi bak mandi itu oleh para warga disiram minyak tanah, ditambah lagi kulit durian agar bau itu hilang," tandasnya.