Hilangkan Rasa Takut Sebelum Tanding, PB Djarum Gelar Outbound Batch II untuk Usia di Bawah 15 Tahun
Ajang penggodokan mental demi lahirkan regenerasi atlet andal kembali digelar Bakti Olahraga Djarum Foundation di Zone 235 Outdoor Training Center
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Dedy Herdiana
Karena untuk bisa kembali berdiri di atas tali, atlet yang lepas pijakan harus dibantu oleh temannya.
Melalui semua bentuk pelatihan yang dikemas dalam permainan itu, Manajer tim PB Djarum, Fung Permadi mengharapkan bisa terlahir atlet-atlet muda yang memiliki karakter tangguh.
"Kami ingin membentuk karakter atlet yang tangguh, yang tidak memiliki rasa takut sebelum bertanding. Rasa takut (sebelum bertanding) itu yang akan kami hilangkan," kata Fung saat di temui di Zone 235, Cikole Lembang, Senin (26/2/2018).
Fung mengakui saat ini Indonesia terkendala masalah regenerasi atlet yang dapat bersaing di kancah dunia. Jadi lanjut fung PB Djarum ingin meyiapkan regenerasi atlet bulutangkis sejak dini.
"Karena meyiapkan regenerasi itu cukup panjang minimal 7 tahun sampai 8 tahun. Kevin Sanjaya saja yang dapat dikatakan atlet yang memiliki bakat istimewa kira-kira perlu 10 tahun untuk mencapai prestasi itu," jelasnya.
Meski pelatihan yang diberikan penuh tantangan, lanjut Fung, tentunya tingkat kesulitan permainannya disesuaikan dengan kondisi atletnya yang berusia di bawah 15 tahun, tidak sama dengan permainan untuk atlet pada Batch I.
Selain melibatkan instruktur dari one 235 Outdoor Training Center, para pelatih dari PB Djarum pun ikut mengawasi semua atletnya di lapangan.
Pola pelatihan di PB Djarum, diakui Fung, senantiasa berevolusi dan dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Konsep pelatihan PB Djarum tidak bertahan hanya dengan metode-metode konvensional yang menekankan pada aspek fisik, meski terbukti sukses di masa lalu.
Kini, kata Fung, PB Djarum telah menggabungkan konsep kepelatihan dengan metode-metode lainnya dari sisi psikologi, sport science, teknologi, dan sebagainya.
"Melalui outbound ini pun, para pelatih bisa melihat seperti apa karakter setiap atlet serta bagaimana usaha mereka dalam mengeluarkan kemampuan terbaiknya," ujar Fung.
Sebagai sosok yang pernah menjuarai Kanada terbuka pada tahun 1990, Fung Permadi menilai kegiatan outbound ini bukan semata mencari penilaian kepada atlet tapi lebih kepada pembekalan karakter agar mau berjuang saat di lapangan maupun di luar lapangan.
"Kami ingin membentuk karakter juara kehidupan, jadi tidak hanya (juara) di lapangan tapi juga saat di luar lapangan," jelasnya.
Operational Support PB Djarum, Lius Pongoh pun mengatakan pembentukan karakter atlet tidak mungkin terbentuk dalam waktu yang sebentar.
"Setelah ini akan diteruskan oleh pembina dan pelatih. Karena nggak bisa mengubah karakter dalam sekejap," kata Lius.
