Intoleransi Semakin Sering, Intelektual Muhammadiyah: Jangan Termakan Kepentingan Politik Sesaat

Akhirnya, katanya, tokoh Islam setempat mengakui ada kesalahpahaman. Tidak ada upaya menyebarkan agama Buddha.

Editor: Ravianto
kolase
Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Aksi kekerasan berpedang menyerang peribadatan misa di Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pagi ini menambahkan daftar intoleransi dan kekerasan yang memakan korban tokoh lintas agama.

Kali ini menurut Intelektual Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq, peristiwa penyerangan yang menimpa Romo Karl-Edmund Prier SJ dan beberapa jemaatnya serta anggota kepolisian merupakan ujian bagi penegakan hukum.

Akhirnya, katanya, tokoh Islam setempat mengakui ada kesalahpahaman. Tidak ada upaya menyebarkan agama Buddha.

Baca: Sopir Sudah Mengeluhkan Rem Blong tapi Manajemen Tak Merespon

Baca: Tak Ada Lagi Aturan Marquee Player dan Turunkan Pemain U-23 Selama Minimal 45 Menit di Liga 1 2018

"Umat beragama perlu lebih korektif dalam menyikapi rumor ataupun berita yang tidak jelas akurasinya," ujar Penulis buku “Membela Islam, Membela Kemanusiaan” ini kepada Tribunnews.com, Minggu (11/2/2018).

Beberapa minggu lalu juga kata Fajar Riza Ul Haq, publik juga dikejutkan dengan aksi kekerasan terhadap tokoh Islam di Bandung.

Menurut Mantan Direktur Maarif Institute ini, aksi semacam ini tidak boleh dibiarkan dan harus diusut sampai terang benderang. Penegakkan hukum jadi sandaran terakhir.

Publik pun menurutnya, perlu terus mendukung dan mengawasi Kepolisian untuk mengusut kasus-kasus kekerasan yang menyeret isu agama sensitif ini.

"Jangan sampai publik kehilangan kepercayaan terhadap Kepolisian bahkan hukum itu sendiri akibat tidak tanggapnya aparat penegak hukum," tegasnya.

Dengan bermunculannya kasus-kasus kekerasan dan intoleransi yang memakan korban dari semua kelompok agama ini seharusnya membuat publik sadar dan bersatu.

"Ini bukan semata soal tokoh-tokoh Islam yang sedang diburu PKI seperti sangkaan liar yang beredar di media sosial," jelas mantan Direktur Maarif Institute.

Dia menegaskan, kasus-kasus ini juga bukan hanya sebatas aksi intoleransi dan kekerasan terhadap kelompok-kelompok agama di luar Islam.

Baca: Soal Motif Penganiyaan Ulama, Aher Serahkan pada Kepolisian

Baca: Liga 1 Tinggal Sebulan Lagi, Persib Bandung Berharap TC Berbuah Manis

"Saya kira ada faktor lain yang harus sama-sama diwaspadai oleh semua umat beragama dan menjadi perhatian pemerintah."

"Jangan sampai umat yang majemuk ini termakan hasutan adu-domba dan kepentingan politik sesaat," pesannya.

Diberitakan, seorang pria membawa pedang menyerang peribadatan misa di Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) sekitar pukul 07.30 WIB pagi.

Dari informasi dan video yang didapat Tribun-Medan.com, pria yang tampak bersepatu PDL putih, kaos hitam dan membawa ransel itu tampak menguasai area altar.

Berikut Kronologisnya:

1. Pada hari Minggu, 11 Februari 2018 sekira pukul 07.30 WIB telah terjadi seorang pria yang melakukan penganiayaan terhadap jemaat gereja Katolik Sant Lidwina Dukuh Jambon Trihanggo, Gamping Sleman, Jogyakarta yang sedang melaksanakan ibadat.

2. Pelaku diketahui bernama Suliyono, lahir 16 Maret 1995, mahasiswa dengan alamat Krajan RT 02 RW 01 Kandangan Pesanggrahan Banyuwangi, Jatim.

3. Adapun korban dari kejadian tersebut:

a. Budijono, laki- laki, 44 tahun, swasta, alamat Perum Nogotirto Gamping Sleman mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang da leher bagian belakang akibat senjata tajam.

b. Romo Karl-Edmund Prier SJ, alamat Asmi Bener Yogyakarta, mengalami sobek pada kepala belakang akibat senjata tajam.

c. Aiptu Munir alamat Aspol Polsek Gamping, mengalami luka pada tangan akibat senjata tajam.

d. Martinus Parmadi Subiantara, alamat Nusupan RT 02 RW 28 Trihanggo Gamping Sleman mrngalami luka pada punggung

Pelaku asal Banyuwangi Jatim ini masuk dari pintu gereja bagian barat langsung menyerang korban, Martinus Parmadi Subiantoro dan mengenai punggung sehingga jemaat yang berada di belakang/ kanopi membubarkan diri, selanjutnya pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun ayunkan senjata tajam sehingga para jemaat juga membubarkan diri.

Selanjutnya pelaku berlari ke arah koor dan langsung menyerang romo Prier yg sedang memimpin misa dan pelaku masih menyerang para jemaat yg masih berada di dalam gereja dan mengenai Budi Purnomo.

Pelakumengayun ayunkan senjata tajamnya ke patung Yesus dan patung bunda Maria yg berada di mimbar gereja.

Petugas Polsek Gamping yang dihubungi jemaat via telepon selanjutnya mendatangi TKP.

Aiptu Munir mencoba melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri namun pelaku berusaha menyerang petugas sehingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan.

Pelaku menyerang AIPTU AL MUNIR dan mengenai luka sobekan sehingga terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah pelaku dan mengenai perut pelaku sehingga dapat dilumpuhkan dan di bawa ke RS UGM. (*)


Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved