Pengakuan ‘Ayam Kampus’: Tarif, Cara Sembunyikan Identitas, hingga Jalin Hubungan dengan 2 Om-om

Ada beberapa 'ayam kampus' yang memberikan pengakuan mengenai seluk beluk kehidupan mereka. Berikut kisahnya.

Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
net
Ilustrasi 

Bunga mengaku hingga saat ini tak ada pihak keluarga yang mengetahui bahwa ia menjadi 'ayam kampus'.

Pihak keluarga tak curiga karena sebelumnya tahu bahwa Bunga bekerja di sebuah pusat perbelanjaan.

"Ya tidak mungkinlah saya cerita hal seperti ini (menjadi ayam kampus-Red) ke keluarga. Yang tahu saya begini juga hanya teman-teman dekat saja," ujarnya.

Baca: Dikira Editan, Foto Dua Pria di Warung Pecel Lele saat Banjir ini Ternyata Asli, ini Buktinya

'Ayam kampus' lain yang juga mahasiswa di sebuah universitas di Semarang, sebut saja Mawar, punya cerita lain terkait pekerjaannya sebagai pemuas nafsu birahi pria hidung belang.

Mawar menjelaskan, saat ini ia menjadi simpanan dua 'om-om' sekaligus. Satu pria tinggal di Semarang dan satu lagi di Surabaya.

Menurutnya, menjadi pacar simpanan tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.

Alasan lainnya adalah soal penghasilan yang dianggap lebih besar.

"Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu-Red)," ujarnya kepada Tribun Jateng.

Kedua pelanggan itu, kata Mawar, memberikan kebebasan kepadanya untuk memiliki pacar.

"Mereka selalu mengutamakan keluarga. Saya pun dipersilakan mau pacaran boleh, tapi harus cerita. Kebetulan yang di Semarang dan Surabaya tipikalnya sama, mereka memberi kebebasan. Ketika berkencan atau janjian bertemu pun berdasarkan kelonggaran waktu dua belah pihak,” katanya.

Baca: Tampil Beda di Konser Spekta 3 Indonesian Idol, Marion Jola Dikritik Maia Estianty: Kurang Bagus

Mawar mengatakan, ia biasanya diajak makan atau karaoke oleh 'si om'. Pertemuannya itu dilakukan pada hari kerja.

Masih melansir dari Tribun Jateng, Mawar merasa nyaman menjalin hubungan gelap dengan laki-laki beristri dan berumur, karena mereka memberikan kebebasan.
Selain itu, tidak setiap ketemu mereka selalu mengajak berhubungan intim, biasanya hanya sebatas menemani makan atau karaokean.

"Tidak menggangu kuliah, karena kalau ketemu waktunya disesuaikan. Kalau ketemu juga tidak selalu ngamar check-in atau berhubungan seksual. Dengan Koko-ku di Semarang pasti sering ketemu, sedangkan yang di Surabaya belum tentu tiap bulan ketemu, apalagi sekarang dia lagi sakit,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved