Zumi Zola Pernah Ngamuk di Rumah Sakit, Kumpulan Dokter Menyerang Balik Lewat Surat Ini

Zumi sempat membuat keributan di rumah sakit tersebut di tengah malam.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Widia Lestari
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gubernur Jambi Zumi Zola 

TRIBUNJABAR.CO.ID - Aktor tanah air, Zumi Zola yang sudah banting setir menjadi politisi ini, tak lepas dari berita yang mengejutkan.

Kini, namanya menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam kasus korupsi APBD Jambi.

Rumah gubernur Jambi ini bahkan digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (31/1/2018).

Saat rumahnya digeledah, Zumi tak ada di rumah. Ia diketahui tengah berada di Jakarta.


Berdasarkan keterangan KPK, penggeladahan ini terkait adanya tersangka baru.

Walaupun KPK tak membantah tersangka baru itu adalah Zumi, KPK masih belum bisa memberikan keterangan resmi.

Hal ini disebabkan pihaknya menunggu laporan hasil penyelidikan.

Banyak netizen yang tak menyangka Zumi bisa terlibat kasus penyuapan.

Pasalnya, orang nomor satu di Jambi ini, dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan tertib.

Ingatkah kejadian setahun lalu di RSUD Raden Mattaher Jambi?

Zumi sempat membuat keributan di rumah sakit tersebut di tengah malam.

Saat itu, ia mengakan operasi mendadak kepada petugas medis yang jaga malam.

Zumi terjun langsung menyidak para perawat dan dokter jaga.

Kedatangannya yang mengejutkan, membuat dokter dan perawat ketakutan.

Baca: Ada Ritual Klenik dan Hindari Santet, Fakta Terbaru Misteri Dua Kerangka Simpanan Ibu di Cimahi

Zumi secara spontan bergegas menghardik petugas medis yang tengah pulas tertidur.

"Bangun-bangun! Berdiri di sini, di sini!" bentak Zumi pada petugas medis itu.

Tindakan tegas Zumi ini bahkan hingga menendang salah satu benda yang ada di sana.

Sejumlah orang berseragam rumah sakit, pun berdiri di hadapan Zumi.

"Yang jaga mana, saya nggak lihat di sini," tanya Zumi bernada tinggi.

Petuga medis yang berbaris ini hanya terdiam. Kepalanya hanya menunduk dan mulutnya tak berani berkata.

"Saya sering dapat keluhan dokter jaga itu setelah atau sebelum pukul 12 malam sudah tidur," jelas Zumi.

Kala itu, Zumi mengatakan dirinya tidak suka bertindak seperti itu, tetapi ia terpaksa melakukannya karena keluhan dari pasien rumah sakit.

Zumi secara tegas dan bernada tinggi mengkritik pelayanan rumah sakit ini.

"Kinerja rumah sakit ini sangat jelek. Padahal, ini adalah panduan semua rumah sakit yang ada di Jambi," tegas Zumi.

Video terkait aksi Zumi di rumah sakit ini pun beredar di dunia maya.

Tindakan Zumi ini menjadi kontroversi. Banyak komentar yang mendukung, tapi banyak pula yang mengkritik.

Sejumlah netizen bahkan menilai tindakan Zumi sekadar sebuah pencitraaan untuk meningkatkan karir politiknya.

Video yang viral di media sosial ini bahkan menjadi bulan-bulanan netizen membuat meme.

Namun, usai viralnya video ini, beredar pula sebuat surat terbuka di Facebook.

Baca: Deretan Wanita Cantik Korban Tipuan Cinta Zumi Zola, Nomor 3 Paling Memalukan hingga Dipolisikan

Dilansir Tribunjabar.co.id dari Tribun Pontianak, surat tersebut berupa tulisan yang diunggah akun Facebook Patrianef Patrianef pada Sabtu (21/1/2017).

Surat tersebut ditulis atas nama Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu.

Inilah isi surat terbuka yang ditujukan kepada Zumi Zola.

"Kepada Yang Mulia

Gubernur/Kepala Daerah Propinsi Jambi

Bapak Zumi Zola.

Menanggapi sidak Bapak Gubernur Jambi di RSUD Jambi, saya berfikiran positif.

Bapak mau melihat sendiri kondisi dilapangan bagaimana kondisi di rumah sakit dinihari.

Itulah fakta yang Bapak temui dan membuat bapak berlaku seperti yang kita lihat di rekaman rekaman yang beredar di medsos.

Jika Bapak beranggapan bahwa ini adalah suatu kegagalan, maka kegagalan itu adalah kegagalan pimpinan.

Tanggung jawabnya adalah tanggung renteng mulai dari atas sampai ke bawah.

Tentu saja Bapak sendiri dan Kepala Dinas serta Direktur RS sangat bertanggung jawab.

Ada satu hal yang mungkin bawahan bapak lupa menyampaikan.

Pelayanan di RS merupakan suatu sistem mulai dari "front office" ditempat pendaftaran yang dilakukan tenaga non medik, kemudian dilayani perawat dan dokter di triase yang memilah milah pasien berdasarkan urgensi pasien.

Sampai nanti pasien jika perlu ditangani dan dioperasi oleh dokter bedah. Atau diobati oleh dokter penyakit dalam, dokter anak atau dokter kandungan.

Sistem ini bergerak dan yang diukur adalah respon dari sistem ini. Dikenal dengan nama "respon time".

Jika tidak ada pasien dan tidak ada pemberitahuan dari "Front Ofiice" bahwa ada pasien, maka sistem ini akan "dormant".

Buat apa dokter spesialis bedahnya bangun sementara operasi tidak ada dan pasien yang ditangani tidak ada.

Buat apa dokter spesialis penyakit dalamnya melek terus sementara pasien yang urgen ditangani tidak ada.

Yang sangat perlu adalah , jika ada pasien perlu ditangani maka sistemnya langsung jalan.

Sebaiknya jika Bapak mau menilai RS di wilayah yang Bapak pimpin, itulah yang dinilai.

Kirim dan ikuti seorang pasien secara diam diam mulai dari pendaftaran sampai dia mendapat pelayanan.

Ukur waktunya.

Lihat respon petugasnya.

Lihat cara mereka melayani orang sakit.

Manusiawikah mereka terhadap pasien.

Dengan cara begini Bapak akan mendapatkan data yang sangat akurat dan bisa dipertanggung jawabkan serta bisa menghapus kesan kurang baik.

Berbicara soal manusiawi, lihat juga , apakah memang petugas petugas medis, paramedis dan non medis yang merupakan anak buah bapak diperlakukan manusiawi.

Lihat makanan mereka, lihat minuman mereka, lihat pakaian mereka dan jangan lupa lihat wajah mereka dengan hati.

Lihat dengan hati yang jernih.

Lihat baju lusuh mereka, lihat mata merah mereka Bapak akan mendapat banyak hal yang akan mengejutkan Bapak sendiri.

Dan data yang Bapak peroleh bukan hanya bisa digunakan di Jambi, tetapi juga bisa sampai ke luar Jambi. Bahkan bisa anda jadikan contoh di nasional

Bapak lihat daftar jaga mereka, tanya kapan mereka berangkat dari rumah dan kapan mereka pulang.

Kapan mereka bisa berkumpul dengan keluarga.

Tanya bagaimana kondisi anak anak mereka, tanya bagaimana istri mereka.

Panggil pimpinan mereka, panggil direktur mereka, panggil semua pihak yang berkepentingan .

Akan lebih banyak hal yang Bapak peroleh ketimbang hanya menemukan petugas "tertidur".

Data Bapak akan sangat berguna.

Pasien diruangan adalah pasien yang sudah stabil dan tidak perlu dipelototin 24 jam, juga kalau dipelototin gak ada gunanya karena pasien tidur.

Beda jika Bapak Gubernur meninjau ICU dan HCU .

Pasiennya perlu dipantau terus langsung dan angka angka vital nya di monitor.

Ini memang perlu ada petugas yang memantau perubahan pada pasien.

Akan lebih bagus juga Bapak melihat pendapatan mereka.

Tanya satpam, tanya pegawai, tanya dokter berapa pendapatan mereka.

Apa yang mereka bawa pulang.

Apakah mereka memiliki rumah.

Cukupkah pendapatan mereka untuk membeli atau hanya menyewa rumah dari gaji yang mereka bawa pulang.

Terima kasih kepada Bapak, karena dengan cara begini sebetulnya membuka juga ruang bagi kami agar Pemda memperlakukan tenaga kesehatan lebih manusiawi kedepannya dengan jam kerja yang jelas sama seperti pegawai lain.

Wajar juga jika kami meminta diperlakukan layak, bekerja yang layak, istirahat yang layak.

Beranikah Bapak memberlakukan untuk Propinsi Jambi jam kerja tenaga kesehatan sama dengan jam kerja pegawai negeri lain.

Jika kami sudah bekerja sudah 40 jam dalam seminggu maka kami boleh istirahat di rumah tanpa diganggu oleh panggilan dinas dan tugas jaga.

Jika bisa kami salut dan kami sangat mengapresiasi Bapak.

Jakarta, 21 Januari 2017

Patrianef

Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu".

 Berikut ini video ketika Zumi menyidak dokter dan perawat yang jaga malam di RSUD Raden Mattaher Jambi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved