Alasan Matdon Tolak Tawaran Sumbang Tulisan di Buku Puisi Esai Denny JA
seorang sastrawan tidak usah diiming-imingi seperti itu. Kalau karyanya bagus, (sastrawan) pasti diapresiasi
Penulis: Ery Chandra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Perwakilan penyair yang menyerahkan petisi "Jabar Menolak Denny JA" di Balai Bahasa Jabar, Matdon, mengaku pernah menolak program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional.
Program ini merupakan gagas pemilik lembaga satu di antara lembaga survei Denny Januar Ali (Denny JA).
Matdon yang termasuk pendiri Majelis Sastra Bandung mengaku mendapat tawaran untuk berpartisipasi menulis puisi yang akan dimuat dalam proyek buku puisi esai.
"(Ada yang) merayu untuk nulis karena belum mencapai kuota saat itu. Total penulis 170 penyair di seluruh Indonesia," ujarnya di Jalan Sumbawa No.11, Kelurahan Merdeka, Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu (31/1/2018).
Adik Ahok Ungkap Kelakuan Veronica Tan Usai Sosok Julianto Tio Terbongkar, Ternyata Begini Sikapnya https://t.co/QKRDEIsoEi via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 1, 2018
Matdon menyatakan perwakilan dari program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional menyampaikan penyair dari Jawa Barat belum ada menulis situasi lokal di Jawa Barat.
"Di Jawa Barat enggak ada. Saya bilang 'jangan saya'. Saat itu, melalui pesan WA," kata Matdon.
Apabila menerima tawaran terlibat di proyek buku puisi esai tersebut, ia akan memperoleh imbalan senilai Rp 5 juta.
Baca: Persib Pertimbangkan Lakukan Lagi Pemusatan Latihan di Luar Bandung
Penolakan Matdon itu terutama bukan karena masalah nilai imbalan tetapi Denny JA mau disebut sebagai tokoh sastra.
"Honornya Rp 5 juta tapi seorang sastrawan tidak usah diiming-imingi seperti itu. Kalau karyanya bagus, (sastrawan) pasti diapresiasi," ujarnya. (*)