Sisi Kelam Pertunjukan Topeng Monyet
Agar monyet menuruti perintah pelatih, terkadang monyet tidak diberi makan.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Siksaan sering diterima oleh monyet ekor panjang saat latihan Topeng Monyet.
Hal itu dikatakan oleh Dokter Hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Janipa Saptayanti usai aksi tolak topeng monyet, di depan Gedung Sate, Selasa (30/1/2018).
"Mereka melatih pakai kekerasan biasanya. Melatih itu perlu tiga minggu sampai beberapa bulan," ujarnya.
Janipa Saptayanti menyontohkan cara pelatih topeng monyet melatih monyet berdiri.
Ia mengatakan, tangan monyet akan diikat, kemudian ikatan tangannya diarahkan ke atas.
Momen Komandan Paspampres dan Menlu Sujud Syukur di Pesawat Usai Kunjungan Jokowi di Afganistan https://t.co/3voH0fGFS4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 30, 2018
"Sehingga mereka bisa berjalan dua kaki. Padahal di alam liar mereka berjalan dengan empat kaki," ujarnya.
Agar monyet menuruti perintah pelatih, terkadang monyet tidak diberi makan.
Bahkan, kata Janipa, pemakaian kostum juga menyiksa monyet.
"Pemakaian kostum itu sendiri akan berakibat tidak bagus juga, kadang iritasi, lecet, bulu rontok," ujarnya.
Ia juga menemukan monyet disuruh bekerja dari pagi hingga malam hari tanpa diberi makan dan minum.
Selain itu, Janipa juga mengkhawatirkan terjadinya zoonosis, yaitu penularan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Menurit Janipa, monyet ekor panjang seharusnya dikembalikan ke alam liar dan tidak lagi dieksploitasi.