Komposer Muda asal Bandung Ini, Ubah Karya Klasik Sunda Dalam Format Orkestra
Meski tanpa kehadiran gong atau gamelan, keistimewaan instrumen tersebut dibawakan alat musik lain lengkap dengan totalitas Sunda
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita Nilawati
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Konser orkestra Bandung Philharmonic di Hilton Hotel Kota Bandung menampilkan enam lagu yang menguras emosi penonton.
Dua di antaranya adalah lagu tradisional yang sangat apik dibawakan dalam orkestrasi itu yaitu, Bengawan Solo dan Aki Manggul Awi.
Seorang komposer muda asal Bandung, Fauzi Wiriadisastra menerjemahkan karya klasik Sunda, Tan De Seng berjudul Aki Manggul Awi dalam format orkestra.
Baca: Era Robotic Geser Tenaga Manusia, Ini Tanggapan Ketua Apindo Haryadi Sukamdani
Nada yang dihasilkan dari orkestra Aki Manggul Awi begitu tenang, terdapat sentuhan gaya musik tradisional walaupun dimainkan memakai alat musik modern.
Meski tanpa kehadiran gong atau gamelan, keistimewaan instrumen tersebut dibawakan alat musik lain lengkap dengan totalitas Sunda, Pelog Degung dan Cengkok.
Persib Butuh Waktu Enam Bulan untuk Membentuk Tim yang Kuat https://t.co/xSjyHFwpWt via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 28, 2018
Suara alat musik tiup yang dibawakan secara tenang dan syahdu menceritakan tentang seorang kakek yang bekerja keras menghidupi keluarganya.
Di beberapa daerah terpencil di Indonesia, pria berumur 70 tahun melewati jalur berbahaya sambil memanggul beban berat hingga 100 kilogram di punggung.
Fauzi mengatakan Ia ingin membawa musik kekayaan bangsa kita bisa di dengar hingga ke dunia.
"Alasan saya memilih karya Tan De Sang karena saya melihat ia memegang banyak budaya bangsa. Saya melihat jejak dia di masa lalu," ujar Fauzi di saat ditemui di Hotel Hilton, Sabtu (27/1/2018) malam.
Disebut Mengada-ada Soal Beasiswa di Al Azhar, Taqy Sindir Balik melalui Kata-kata Ini https://t.co/1tW2zu7RBl via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 28, 2018
Fauzi ingin memperkenalkan Tan De Seng, seorang komponis Indonesia yang terlahir berdarah Tionghoa yang dibesarkan dalam budaya Sunda.
"Saya tidak ingin melupakan bahwa di Bandung ada seorang maestro, pusaka yang tak terurus," ujar satu diantara pendiri Bandung Philharmonic ini.