Rajut Komunikasi dengan PDIP, Pengamat LKPP: Ridwan Kamil Harus Hindari Blunder

Jalinan komunikasi politik yang dilakukan oleh Ridwan Kamil dengan PDI Perjuangan bukanlah jalinan komunikasi politik anyar.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Yudha Maulana
ISTIMEWA
Pengamat Komunikasi Politik sekaligus Direktur Lingkar Kajian Komunikasi Politik dari Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, Adiyana Slamet. 

Maka dari itu, pendamping Emil dari kader pengikat parpol sangat penting. Dimana kader pengikat parpol yang menjadi pendamping Emil dapat meyakinkan struktur partai. 

"Mulai dari anak ranting, ranting, PAC, DPC hingga DPD. Ini Syarat memenagkan kontestasi. Kerugian akan terasa jika Emil tanpa pendamping kader pengikat parpol tidak bisa meyakinkan massa di wilayah Priangan Timur. Nah, mekanismenya masalah basis di wilayah itu bisa selesai jika ada soliditas Emil dengan kader pengikat," katanya. 


Adiyana mengatakan, dinamika omunikasi politik Pilgub jabar 2018 memang semakin dinamis seiring perkembangan waktu. Pergeseran-pergeseran pola komunikasi politik oleh bakal calon pun sangat cepat. Pun dengan manuver-manuver politiknya.

Oleh sebab itu, jika Emil menginginkan  rekomendasi dari PDI Perjuangan, maka Emil paling tidak harus merebut hati elit-elit di dalam tubuh parpol itu. Komunikasi yang dilakukannya juga harus luwes dan menghindari blundernya komunikasi politik yang tengah dijalin. Sehingga dukungan dari elit di dewan pimpinan pusat partai akan semakin kuat.

"Jadi disini tak hanya bicara penguatan citra politik saja. Lobi politik dengan manuver politik di luar PDI Perjuangan untuk mendapat acceptabilitas bisa terlaksana jika tidak terjebak politik transaksional. Jika Emil sungguh-sungguh itu bisa menjadi momentum medapatkan legitimasi partai politik," ucapnya.

Kendati demikian, Adiyana mengatakan jika Emil adalah prediksi bentuk finalisasi calon yang akan diusung PDI Perjuangan.

Pengusungan Emil ini adalah keputusan yang sudah dikalkulasi oleh PDI Perjuangan. Tentunya PDI Perjuangan sudah lama melihat bangunan komunikasi politiknya yang dibentuk oleh Emil sendiri dan itu sudah cukup lama. Itu merupakan manifestasi komunikasi politik yang sudah lama terbangun. 

"Emil selalu memunculkan simbol-simbol sejak lama. Misal, meresmikan Jalan Sukarno, datang ke sayap-sayap partai dan lain sebagainyha. Bangunan komunikasi pilitik ini sudah lama dibentuk," kata dia. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved