Liburan Akhir Tahun

Jeritan Hati Warga Lembang Saat Daerahnya Dikepung Macet Selama Sepekan Terakhir

Saya kan lagi betulin lantai, butuh pasir. Sudah pesan ke toko besi tapi belum dikirim juga. Mereka enggak mau kirim, alasannya macet

Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
TRIBUN JABAR/ISEP HERI
Siang ini sepanjang Jalan Raya Lembang, Kabupaten Bandung Barat kembali dikepung kendaraan wisatawan, Kamis (28/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Sudah bukan rahasia lagi, setiap kali libur panjang, baik libur panjang Idulfitri, akhir tahun, atau long weekend, Kawasan Lembang di Kabupaten Bandung Barat, kerap dilanda kemacetan.

Kawasan berhawa sejuk yang dipenuhi sejumlah obyek wisata itu selalu menjadi tujuan banyak wisatawan untuk menghabiskan waktu liburannya.

Tingginya volume kendaraan menuju ke Lembang, membuat arus lalu lintas di kawasan ini dikepung kemacetan. Nyaris tak sejengkal tanah pun jalan di Lembang yang tidak macet.

Baca: Sudah Bikin Kalender 2 Kontainer Bersama Syaikhu, Demiz Ngaku Bahagia tapi Nangis Baca Puisi Fahri

Begitupun yang terjadi selama sepekan terakhir ini atau setelah anak sekolah libur panjang pada pekan lalu. Jalur jalan di lembang dipenuhi kendaraan, nyaris tak bergerak.

Kondisi seperti ini membuat warga Lembang sangat terganggu aktivitas kesehariannya.


Tita Indriaty (41) warga Jalan Cijeruk Lembang misalnya, mengaku, sudah dua hari ini atau pada hari Selasa (26/12/2017) lalu, ia memesan pasir dari satu toko besi, namun sampai hari Kamis (28/12/2017) ini, belum juga dikirim.

"Saya kan lagi betulin lantai, butuh pasir. Sudah pesan ke toko besi tapi sampai sekarang belum dikirim. Mereka enggak mau kirim pasir, alasannya macet, susah jalannya," kata Tita di Jalan Cijeruk, Kamis (28/12/2017).

Tita mengatakan, toko besi langganannya itu buka mulai pukul 09.00 hingga sore hari, dan apesnya jam operasional toko besi itu sama persis dengan jam macetnya arus lalu lintas di kawasan Lembang.

"Kalau pagi, tokonya belum buka. Kalau malam, tokonya sudah tutup. Jadi sudah memang ngirim pasirnya, pas jam macet," kata Tita.

Saat dikepung macet seperti sekarang ini, warga Lembang yang memiliki mobil jarang menggunakannya. Mobil itu lebih banyak diparkir di garasi.

"Sudah seminggu ini, saya kemana-mana pakai motor. Itu juga lewat gang, kalau lewat jalan utama, tahu sendiri kan pada macet," kata Nenk Sutaba, warga Sukamaju, Lembang.

Aty Barbie warga Jalan Seskoau Lembang mengaku, ia terpaksa harus jalan kaki menuju sanggar tempat ia biasa senam. "Saya pilih jalan kaki saja, susah mau pakai mobil enggak bisa jalan, mau pakai motor juga macet, ya udah jalan kaki aja," kata Aty.

Sementara itu Dede (29) warga Jalan Sukasenang, Desa Cibogo, Lembang, mengaku kemacetan parah yang melanda Kawasan Lembang ini sangat mengganggu aktivitasnya.

"Untuk ke pasar misalnya, membeli keperluan dapur, jadi terhambat kalau naik angkot biasanya 10-15 menit, kalau macet bisa setengah sampai satu jam," kata ibu dua orang anak ini.

Menurutnya terkadang harus mengurungkan niat untuk keluar rumah seperti hari ini.


"Tadinya mau keluar, ada perlu ke Lembang, berhubung macet jadinya ga jadi, nanti saja nunggu jalanan sudah lancar," ujar Dede.

Sementara Ujang (43) tukang ojek yang biasa mangkal dekat Alun-alun Lembang yang memilih jadi juru parkir selama musim liburan.

Menurutnya, mendingan jadi juru parkir dibanding ngojek pada musim macet seperti sekarang ini.

"Kalau ngojek malah boros di bensin, walaupun banyak jalan tikus di Lembang, tetap saja pada macet jadi susah," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved