ROV Tak Mampu Temukan Korban Tenggelam, Kabasarnas Bandung: Visiblity Nyaris Nol

Hasil yang tampak dalam monitor, hanya gambar gelap dengan sesekali lumpur bergerak-gerak.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Petugas SAR berupaya mencari korban tenggelam di Cirata dengan menggunakan ROV, Senin (25/12/2017) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Rasa pesimis menyeruak di tengah pencarian enam korban tenggelam di Bendungan Cirata, tepatnya di Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta di hari ke lima pencarian, Senin (25/12).

‎Berbagai cara dan upaya sudah dilakukan tim pencari. Mulai dari doa bersama di pinggir bendungan, penyelaman, penyisiran hingga radius 3 km dari lokasi kejadian hingga menurunkan robot pencari yang menelusuri ke bawah air atau remotely operated vehicle (ROV).

Namun, tanda-tanda keberadaan korban hilang belum juga ditemukan.

Tim Basarnas menurunkan ROV hingga ke empat titik dengan kordinat 06 45' 06,58" S - 107 18' 48,7" T, 06 43' 19,07" S - 107 19' 01,14" T, 06 43' 19,09" S - 107 19' 25,10" T dan kordinat 06 45' 07,40" S - 107 19' 19,15" T dengan kedalaman paling tinggi 73 m ke dalam air.

Baca: Sedaaap! Nasi Goreng My Loc, Tumpeng Mungil yang Dilengkapi Sate Lilit dan Sambal Matah

ROV dilengkapi kamera pengintai dan pencahayaan lampu LED. ROV merupakan robot air yang dapat bermanuver dengan dioperasikan oleh operator di atas perahu kapal.

ROV ini akan menerima energi dan informasi perubahan dengan panel kontrol yang terletak di permukaan melalui kabel pusat.

Hasil yang tampak dalam monitor, hanya gambar gelap dengan sesekali lumpur bergerak-gerak.

"Hasil pencarian di bawah air hasilnya gelap dan pekat. Visibility hampir nol meter karena itu berkaitan dengan kualitas air," ujar Kepala Basarnas Bandung, Slamet Riyadi di posko pencarian korban, Kampung Rawa Taal Desa Tegaldatar Kecamatan Maniis, Senin (25/12) sore.

Pencarian korban hari ini dilakukan hingga pukul 17.00.

Baca: Begini Potret Pernikahan Jokowi 31 Tahun Lalu, Sosok Iriana begitu Mirip Kahiyang Ayu

Pencarian akan dilanjutkan besok pagi dengan masih mengandalkan ROV. "Pencarian menggunakan ROV masih kami lanjutkan besok pukul 12.00, jika tidak menunjukan tanda-tanda kami hentikan dan kami cari cara lain," ujar Slamet.

ROV ‎sendiri sebelumnya sempat diperbantukan dalam mencari pesawat Air Asia dan puing-puingnya berhasil ditemukan di Pangkalan Bun, Pontianak Kalimantan Barat.

Ia menjelaskan, kondisi air laut yang jernih membantu pencarian dengan ROV. Ditanya metode paling canggih untuk menemukan korban di Bendungan Cirata yang airnya keruh, kepalanya bergeleng-geleng.


"Tapi di dalam air gelap sekali, visibility hampir nol. ‎Kalau ditanya cara tercanggih, ya belum ada. Kami akan cari cara lain untuk dipikirkan," ujar Slamet. Pencarian korban dilakukan hingga tujuh hari setelah kejadian.

"Sesuai undang-undang, pencarian korban selama tujuh hari atau berakhir pada Rabu (27/12)," ujar Slamet.

Di tengah kondisi air yang keruh, kolam keramba jaring apung (KJA) mempersulit penemuan.

Ia mengatakan, jaring kolam KJA yang mengapung di tengah danau dilepas hingga ke kedalaman 12 meter ke dalam air. Korban dikhawatirkan saat tengah mengapung ke permukaan, tubuhnya tersangkut di jaring kolam KJA.

Baca: Macet Parah, Banyak Mobil Mogok di Tanjakan Naga Punclut, Bau Kopling Pun Meruap

"Jaring yang dilepas kolam KJA ini hingga ke kedalaman 12 meter ke bawah air. Kalau tubuh korban tersangkut di bawah jaring susah kami menemukannya, apalagi disini sejauh mata memandang yang tampak hanya kolam KJA," ujar Slamet.

Kejadian warga tenggelam di Bendungan Cirata bukan kali pertama. Kepala Desa Sirna Galih, Jamaludin menyebut sebelumnya sudah sempat terjadi empat korban tengelam dalam waktu tidak bersaman.

"Seingat saya sempat ada yang tenggelam dan hilang, totalnya empat orang. Sampai sekarang jenazahnya belum ditemukan," kata Jamaludin.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved