Perahu Bocor di Cirata

Hari Ke-4 Pencarian Korban Tenggelam di Bendungan Cirata, Basarnas Turunkan Robot

Di hari ke empat pencarian enam korban tenggelam di Bendungan Cirata Kamis (21/12), Basarnas menambah peralatan baru

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
ISTIMEWA
Badan SAR Nasional menambah peralatan baru untuk membantu pencarian. Yakni remotely operated vehicle (ROV). ROV ini merupakan robot air yang dapat bermanuver dengan dioperasikan oleh operator di atas perahu kapal. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Di hari ke empat, Minggu (24/12/2017) pencarian enam korban tenggelam di Bendungan Cirata Kamis (21/12), Badan SAR Nasional menambah peralatan baru untuk membantu pencarian.

Yakni remotely operated vehicle (ROV). ROV ini merupakan robot air yang dapat bermanuver dengan dioperasikan oleh operator di atas perahu kapal.

"ROV ini akan menerima energi dan informasi perubahan dengan panel kontrol yang terletak di permukaan melalui kabel pusat," ujar Kepala Basarnas Bandung, Slamet Riyadi dalam pesan elektroniknya pada Minggu (24/12).

Ia menjelaskan, ROV Basarnas dibuat di Amerika Serikat dengan dilengkapi kamera depan dan belakang serta kamera samping kanan dan kiri untuk penerangan.

Baca: Bolehkah Orang Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Begini Penjelasan MUI, Menteri Agama, dan Profesor

ROV juga dilengkapi lampu LED dengan kekuatan 2200 lumen.

"Sehingga akan membantu penglihatan saat visibility kurang baik, selain itu memiliki robotic handle dan bisa operasikan oleh operator, untuk pencarian ROV dilengkapi sonar dan metal detector dengan metode circle, dengan radius pencarian mencapai 60 meter di maksimal kedalaman 200 meter untuk melihat anomali dibawah air apabila di lihat ada tanda-tanda objek," katanya.


Sebelumnya, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto sempat mendatangi lokasi pencarian, pada Sabtu (23/12).

Ia menjelaskan, pencarian sempat melibatkan tim penyelam hingga ke kedalaman 15 meter dari permukaan air.

Namun, di kedalaman 15 meter, jarak pandang penyelam sangat terbatas alias gelap. ‎Selain itu, banyaknya eceng gondok dan kolam keramba jaring apung (KJA) membuat pencarian enam korban hilang jadi terkendala.

‎"Di kedalaman 15 meter gelap sekali, kenapa gelap karena peternak ikan (keramba jaring apung) ini kan beri ikan pakai pakan dan pelet, sehingga warna air jadi sangat pekat dan bau, seperti menyelam di safety tank (cubluk)," ujar Agung. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved