Kuliner Bandung

Banyak Wisatawan yang Menyukai Alasan Sentra Pembuatan Kicimpring di Desa Babakan Tetap Bertahan

Terlihat di sepanjang jalan di desa tersebut sejumlah warga menjemur kicimpring di teras rumah bahkan di atas genting rumahnya.

Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Banyak Wisatawan yang Menyukai Alasan Sentra Pembuatan Kicimpring di Desa Babakan Tetap Bertahan
M. Syarif Abdusalam
Siti, Pembuat Kicimpring

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Penganan ringan tradisional khas Jawa Barat yang terbuat dari singkong bernama Kicimpring, merupakan satu di antara banyak buah tangan yang menjadi pilihan wisatawan yang berkunjung ke Bandung.

Camilan legend yang renyah dan gurih ini nyatanya masih diminati masyarakat hingga saat ini.

Hal ini pula yang menjadi alasan di beberapa tempat di Jawa Barat para pembuat kicimpring ini tetap bertahan.

Contohnya di Kampung Babakan Bandung, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terkenal menjadi sentra pembuatan makanan yang terbuat dari singkong ini.

Di desa yang berada tidak jauh dari kawasan wisata kuliner Punclut dan berada di jalur alternatif Bandung -Lembang ini ada 20 keluarga yang memproduksi kicimpring.

Terlihat di sepanjang jalan di desa tersebut sejumlah warga menjemur kicimpring di teras rumah bahkan di atas genting rumahnya.

Rohmat Hidayat (55), satu di antaranya, di lantai dua rumahnya Rohmat beserta istri dan anaknya memproduksi penganan khas Jabar ini.


Dirinya mengaku sudah membuat kicimpring sejak tahun 1987 hingga saat ini masih bertahan.

Menurut Rohmat (55), ia bisa memproduksi kicimpring puluhan kilo tiap harinya, Rabu (13/12/2017).

"Kalau cuaca lagi cerah 75 kilogram singkong diolah jadi kicimpring, tapi untuk sekarang kan sering hujan 50 kilogram saja, kalau akhir tahun biasanya ningkat jadi satu kwintal" ujar Pria yang bertelanjang dada saat itu.

Para pembuat kicimpring pun saat ini sudah berinovasi dengan menambah varian rasa di antaranaya kicimpring rasa terasi, manis pedas, asin pedas, jengkol dan jagung manis.

Omset perminggu yang didapat dari pembuat kicimpring ini bisa mencapai jutaan rupiah.

"Karena ramenya kalo sabtu minggu ya bisa dapet satu sampai dua juta," katanya Rohmat.

Bahan baku utama yakni singkong diakui Rohmat berasal dari Kota Subang, satu kilo singkong ia beli dengan harga Rp 18 ribu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved