Tak Lagi Bekerja, Dedeh Paksakan Rp 150 Ribu Cukup Untuk Hidup Sebulan
Harapan Dedeh (50) hanya satu, membawa sang putri, Anisa Nuraeni (8), berobat ke dokter.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Harapan Dedeh (50) hanya satu, membawa sang putri, Anisa Nuraeni (8), berobat ke dokter.
Putri bungsunya, Anisa Nuraeni, mengalami penyempitan otak yang membuatnya tidak tumbuh normal layaknya anak kebanyakan.
Sayangnya, impian sederhana itu belum juga bisa terwujud, halangannya hanya satu namun berat, ketiadaan biaya.
Hal tersebut diceritakan Dedeh ketika ditemui Tribun Jabar di kediamannya, di Kampung Kiara Jegan, Rt03/Rw01, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, (8/12/2017).
Baca: Fin Komodo KD 250 X Mobil Off Road Karya Anak Muda Cimahi
"Saya kan sudah tidak bekerja, hanya mengandalkan anak. Bapaknya Anisa pun hanya sedikit memberi uang," ujar Dedeh.
Sehari-hari, Dedeh mengandalkan uang pemberian dari anak pertamanya yang bekerja sebagai buruh pencari rumput di desa tetangga.
Dalam sebulan, Dedeh dikirimi uang sebesar Rp 150 ribu dan beras 15 liter, uang dan beras tersebut oleh Dedeh dipaksakan cukup untuk satu bulan.
Daftar 10 Besar Klub ASEAN, Persib Bandung Peringkat Berapa? https://t.co/dKzkgC5aTG via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 8, 2017
Sementara mantan suaminya, ayah Anisa Nuraeni, sudah hampir tak pernah lagi memberikan perhatian pada Anisa semenjak sudah menikah lagi.
Mantan suaminya itu meninggalkan Dedeh setelah Anisa menderita penyempitan otak, perhatian mantan suaminya tersebut pun hanya terlihat di awal perceraian, sementara saat ini sudah seperti lupa.
"Suka memberi uang, paling Rp. 50 ribu per tahun. Mungkin kagok sama istri barunya," ujar Dedeh.
Dedeh berharap ada uluran tangan dermawan yang dapat membantunya untuk mendapatkan pengobatan yang memadai.