Yayasan Biru Indonesia, Rela Blusukan ke Berbagai Kampung Mencari Anak Difabel yang Butuh Pendidikan

Kepada Tribun Jabar, Jujur selaku Ketua Yayasan Biru Indonesia, menceritakan awal mula terbentuknya yayasan yang ia rintis tersebut.

Penulis: Isal Mawardi | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
TRIBUNJABAR.CO.ID/ISAL MAWARDI
Juju Sukmana, Founder dari Yayasan Biru Indonesia, Graha Manggala Siliwangi, Kamis (7/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isal Mawardi

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Keinginan untuk menolong anak-anak berkebutuhan khusus (difabel) terbesit di benak Juju Sukmana beberapa tahun silam.

Putra dari Juju yang juga berkebutuhan khusus mendapatkan diskriminasi oleh lingkungan sekitar, ia ditolak dari berbagai sekolah karena dianggap tidak normal.

Penolakan tersebut tidak membuat Juju patah arang.

Juju bersama rekan-rekannya mendirikan yayasan untuk membina anak-anak difabel, terbentuklah Yayasan Biru Indonesia.

Kepada Tribun Jabar, Jujur selaku Ketua Yayasan Biru Indonesia, menceritakan awal mula terbentuknya yayasan yang ia rintis tersebut.


"Saya memiliki anak autis. Ia sering mendapatkan penolakan baik dari lingkungan sekitar ataupun sekolah. Terketuk hati saya untuk mendirikan sekolah bagi anak autis tidak mampu karena kita semua tau sekolah autis itu mahal. Saya ingin berbuat sesuatu bagi anak saya," ujar Juju Sukmana, di Graha Manggala Siliwangi, Kamis (7/12/2017).

Juju bersama para relawan blusukan ke kampung-kampung dan melewati gang-gang kecil untuk mencari mereka yang membutuhkan pertolongan.

Ia mengatakan bahwa dalam 3 hari pernah berhasil menemukan 3 anak berkebutuhan khusus.

Namun tak jarang dalam seminggu, ia bersama rekan-rekannya sama sekali tidak mendapatkan anak berkebutuhan khusus.

Yayasan tersebut sampai saat ini telah menaungi 10 anak berkebutuhan khusus dan rencananya akan membuka kelas di garasi rumah milik Juju di kawasan Arcamanik.

Juju juga mengapresiasi kepedulian para volunter yang didominasi oleh mahasiswa.


Menurutnya, mahasiswa sangat peduli terhadap aksi sosial namun mereka memerlukan wadah untuk mengaplikasikan kepeduliannya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved