Pascacuaca Ekstrem, Ikan di Bendungan Jatiluhur Banyak yang Mati
Tak terhitung lagi, ikan di kolam KJA di Bendungan Ir H Juanda atau disebut Bendungan Jatiluhur mati mendadak . . .
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Tak terhitung lagi, ikan di kolam keramba jaring apung (KJA) di Bendungan Ir H Juanda atau disebut Bendungan Jatiluhur mati mendadak sejak Sabtu (2/12/2017).
Hingga Minggu (3/12), peristiwa yang merugikan peternak ikan KJA tersebut masih terjadi.
Kondisi itu diprediksi setelah perairan bendungan dilanda cuaca ekstrem atau cuaca buruk sejak sepekan terakhir.
"Sudah banyak yang mati sejak akhir pekan ini, bertepatan dengan setelah cuaca buruk," ujar Kurniawan (36), pemikik KJA saat ditemui di Jalan Pramuka, Jatiluhur Purwakarta, Minggu (3/12).
Baca: Tidak Banyak Orang Tahu! Demi Hidupi Keluarga, Penjual Jasa Berkuda Rata-rata Harus Lakukan Ini
Di kolam miliknya saja, sudah mencapai angka ratusan ton ikan yang mati. Ikan-ikan yang diternak sejak tiga bulan terakhir dikatakannya mengambang dalam jumlah yang banyak. Hal sama terjadi di wilayah KJA lainnya di kawasan itu.
"Di sekitaran kolam KJA milik saya ada juga yang bernasib sama. Kejadiannya setelah angin kencang sama hujan deras saja," ujar Kurniawan.
Hanya saja, ia tidak bisa memastikan penyebab matinya ikan-ikan ternak itu. Adi (40) mensinyalir hujan deras yang mengguyur membawa penyakit yang rentan terhadap hewan.
Aura Kasih Bermanja Pada Pria Bule, Netizen Soroti Ekspresi Sang Bule saat Wajahnya 'Dicolek' Aura https://t.co/GqqW2msujm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 3, 2017
"Bisa jadi karena hujan deras bawa virus yang rentan sama ikan hingga akhirnya ikan saya pada mati. Punya saya sudah dihitung, sudah ada 10 ton ikan saya mati," katanya.
Selain itu, matinya ikan juga diduga karena kandungan oksigen dalam air yang berkurang karena terkontaminasi zat kimia yang dihasilkan dari pakan ternak. Sehingga, ikan-ikan untuk dijual itu tidak tumbuh dengan baik.
"Sudah jadi rahasia umum kan pakan-pakan ternak yang digunakan ini merusak air sehingga berbahaya untuk ikan," katanya.
Adapun para pemilik KJA ini menanam bibit ikan mas dan nila sejak tiga bulan lalu. Di bulan ke lima dan ke enam, mereka akan panen kemudian menjualnya pada para bandar dan didistribusikan ke sejumlah pasar.
"Ikan-ikan yang mati rata-rata ikan mas yang sebentar lagi siap panen. Kalau sudah begini mah ya pasrah saja," ujar Adi. (*)