Serunya Backpacking Keliling Jawa Naik KA Matarmaja
Dari berbagai alternatif kendaraan, KA Matarmaja adalah salah satu yang menawarkan kepraktisan, sekaligus petualangan.
Matarmaja terdiri dari delapan gerbong penumpang, lokomotif, sebuah gerbong restoran, dan gerbong bagasi.
Terdapat 106 buah kursi penumpang, lengkap dengan tirai dan dinding dengan peredam suara. Kereta ini juga memiliki penyejuk udara, serta fasilitas pendukung standar seperti alat pemadam kebakaran ringan.
Sepanjang perjalanan, kereta ini melewati 24 buah stasiun, mulai dari barat ke timur dan sebaliknya.
Stasiun-stasiun tersebut adalah Stasiun Pasar Senen, Jatinegara, Pegadenbaru, Cirebon Prujakan, Jatibarang, Babakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Solo Jebres, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Ngunut, Blitar, Wlingi, Kesamben, Sumberpucung, Kepanjen, Malang Kotalama, dan Malang.
Melihat rute yang panjang serta jumlah terminal yang disinggahi, tidak heran jika kereta ini banyak menjadi pilihan untuk menjelajahi Jawa dengan biaya murah.
Walau hanya mengandalkan kereta ekonomi ini, Anda bisa mengakses banyak tempat menarik di setiap stasiun persinggahan yang didatangi selama perjalanan.
Hal-hal yang bisa dinikmati di dalam Kereta Matarmaja

Karena KA Matarmaja adalah kereta ekspres murah, Anda mungkin akan merasakan suasana padat di dalamnya, terutama ketika bepergian pada masa liburan seperti Lebaran dan libur sekolah. A
kan tetapi, jika Anda pencinta petualangan ada berbagai hal yang bisa dinikmati saat bepergian dengan kereta ini, seperti:
● Pemandangan Semeru
Rute Matarmaja melewati Gunung Semeru. Penumpang bisa melihat gunung tersebut dengan jelas, terutama jika cuaca sangat cerah.
Pemandangan di sekitar gunung tersebut sangat indah jika dipandang dari dalam kereta. Jangan lupa untuk siapkan kamera untuk memotret pemandangan alam tersebut.
● Panorama malam Venice van Java
Jika Anda melakukan perjalanan malam melewati Semarang, jangan lewatkan pemandangan khas sungai yang disebut Venice van Java.
Sebutan itu diberikan oleh seorang asal Belanda di masa lalu karena kondisi geografis Semarang dilalui banyak sungai, seperti halnya di Venice (Venezia).