Tebing Keraton Ditutup untuk Umum, Sedang Dibangun Sky Walk

Pengunjung biasanya memilih tempat di bagian bawah lantaran dari sana pemandangan city light terbentang jelas tanpa penghalang.

Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Ravianto
isa rian fadilah/tribun jabar
Pengunjung menikmati hammock di sisi sebelah kanan pintu masuk Tebing Keraton. Tebing Keraton ditutup untuk umum hingga awal tahun 2018. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Isa Rian Fadilah

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Saat ini hingga awal tahun 2018 destinasi wisata Tebing Keraton ditutup untuk umum.

Pasalnya, mulai Tahura hingga Tebing Keraton tengah dilakukan revitalisasi, termasuk pembangunan Sky Walk di Tebing Keraton.

Meski demikian, Anda masih tetap bisa menikmati suasana sejuk di kawasan tersebut.

Ada kedai yang terletak 100 meter di sebelah kanan gerbang Tebing Keraton yang menawarkan kuliner, hammock, dan area camping.

Pengunjung banyak yang bersantai sambil tiduran di hammock. Di kedai yang dikelilingi pohon pinus ini, banyak orang menikmati malam dengan memasang tenda.


Pengunjung biasanya memilih tempat di bagian bawah lantaran dari sana pemandangan city light terbentang jelas tanpa penghalang.

Beragam panganan Sunda tersaji di sini di antaranya nasi liwet, tempe mendoan, cireng bumbu rujak, pisang goreng keju, pisang bakar, nasi goreng, dan tutug oncom.

Semilir angin yang membuat udara semakin sejuk membuat kita tentu mengharapkan sesuatu yang hangat untuk memanjakan perut.

Anda bisa memesan bandrek di sini. Bandrek menjadi salah satu menu paling laris. Minuman hangat ini bisa dipadukan dengan susu, kolang kaling, kelapa, dan nangka.

Saat akhir pekan tiba, rombongan komunitas sepeda hingga motor offroad pun kerap mampir ke Lereng Keraton. Tidak sekadar nongkrong, mereka pun kerap menggelar kegiatan.

"Sebelum pulang, mereka komunitas offroad suka pada santai di sini. Ada yang merayakan ulang tahun, gathering, macem-macem," ujar pemilik Lereng Keraton Nita, saat ditemui di kedai tersebut, kemarin.

Tak lama lagi, Lereng Keraton akan memiliki Green House. Rumah hijau ini dijadikan tempat untuk membudidayakan hiasan kaktus yang berasal dari Lembang.

"Mayoritas yang ke sini anak muda. Kadang ada juga yang dari luar kota yang kebetulan lagi ke Bandung ingin cari tempat dingin," ucapnya.

Kopi juga cocok dinikmati di bawah rimbunnya pepohonan pinus. Jenis biji kopi arabica dari gunung Manglayang disajikan dengan cara tubruk di sini.

"Sekarang kami pakai Instagram. Kalau yang sudah kenal biasanya suka nge-WA, minta dibikinkan apa. Nanti kami siapkan. Tapi dadakan juga bisa," ucapnya.

Cukup dengan Rp 15 ribu, Anda bisa bersantai di hammock sepuasnya. Total, Lereng Keraton memiliki 25 buah hammock yang bisa dipakai secara bersamaan seluruhnya.

"Ada tamu dari Jakarta, mereka tidak bisa bayar hotel, jadi mereka pingin tiduran sejam dua jam di sini pakai hammock," katanya.

Untuk camping, satu malam dikenakan biaya Rp 30 ribu per orang. Peralatan camping dibawa pengunjung sendiri. Tolilet pun tersedia di sini.

Di awal pekan, pengunjung mulai ramai berdatangan di atas pukul 14.00. Di akhir pekan, banyak orang yang berolahraga mampir ke kedai ini sehingga tempat ini sudah ramai sejak pagi hari.

"Anak band indie sering nongkrong di sini. Mereka enak di sini karena tanpa batas waktu. Kalau weekend kadang ada yang hiking dari bawah ke sini tembus Ciburial," ucapnya.

Jika ingin menikmati pemandangan yang lebih jelas, Anda hanya perlu berjalan 100 meter ke arah bawah. Dari sana, hamparan kota Bandung tampak jelas. Jika beruntung, Anda bisa menikmati hamparan awan di hadapan mata.

"Biasanya kalau habis hujan, besok paginya itu kelihatan pemandangan awan bagus. Kaya negeri di atas awan," ucapnya.

Menu makanan dan minuman bisa dipesan dengan harga Rp 5 ribu hingga Rp 27 ribu.

Kedai ini bisa dikujungi mulai pukul 07.00 hingga 22.00. Namun, Anda pun bisa bersantai hingga larut malam jika masih ingin berlama-lama di sini. Kedai akan tutup jika tak ada lagi pelanggan yang memesan makanan.

"Tamu di sini diajak ngobrol jadi dianggap seperti teman. Mereka jadi suka balik lagi ke sini," ucapnya. (isa rian)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved