5 Pemain Hingga Manajer yang Lontarkan Kritik Pedas untuk PSSI di Akhir Kompetisi

Kritik-kritik pedas itu menandakan ada yang belum beres pada kompetisi sepakbola dalam negeri.

Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Manajer PSPS Riau, Alsitra, pemain serta pelatih PSPS Riau saat sesi jumpa pers pascapertandingan melawan PSIS Semarang di GBLA, Selasa (21/11/2017). 

Ia pun berpendapat sama seperti Sylvano Comvalius.

"Ada banyak kriminalisasi dalam liga guyonan ini. Di akhir musim, terjadi kriminalisasi dengan berbagai macam alat entah itu instrumen izin, intelijen, rekomendasi, bahkan yang tragis hari ini wasit asing," kata Haruna Soemitro.

Baca: Sengaja Cari Kartu Kuning, Bek Real Madrid Ini Bisa Dapat Hukuman Tambahan

Komentar itu muncul setelah kekalahan laga Madura United kontra Bhayangkara FC.

Selain kalah, tiga pemaim Madura United mendapat kartu merah dalam laga yang dipimpin Seyed Vahitd Kazem asal Iran.

Tiga pemain Madura United yang dikartu merah tersebut adalah Peter Odemwingie, Fandi Eko, dan Rizky Dwi.

Beberapa kemudian, Haruna Soemitro memang menarik lagi komentarnya yang menyebut Liga 1 sebagai liga guyonan.

Alsitra

Manajer PSPS Riau, Alsitra, pemain serta pelatih PSPS Riau saat sesi jumpa pers pascapertandingan melawan PSIS Semarang di GBLA, Selasa (21/11/2017).
Manajer PSPS Riau, Alsitra, pemain serta pelatih PSPS Riau saat sesi jumpa pers pascapertandingan melawan PSIS Semarang di GBLA, Selasa (21/11/2017). (Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha)

Kritik pedas juga tak hanya terjadi di Liga 1 tapi juga di Liga 2.

Teranyar, Manajer PSPS Riau, Alsitra, menyatakan wasit-wasit masih meminta uang.

"Saya pegang tim dari tahun 1990, penyakit wasit ini-ini saja terus yang saya alami. Dari dulu kalau kami menang dihubungi wasit dimintanya duit, padahal kami tidak pernah ada janji-janji uang," ujar Alsitra.

Ia melontarkan pernyataan itu setelah laga melawan PSIS Semarang yang berkesudahan imbang 1-1 di Stadion GBLA, Selasa (21/11/2017).

Karena kalah selisih gol, PSPS Riau gagal melaju ke semifinal sebaliknya PSIS Semarang membuka peluang ke Liga 1.

Kekecewaan Alsitra karena keputusan wasit yang mengakhir laga sebelum waktu normal habis.

Padahal, saat itu mereka merasa punya peluang mendapat hadiah penalti setelah pemain PSPS Riau dilanggar di kotak penalti PSIS Semarang.

Bahkan, Alsitra mengancam akan membawa timnya pindah ke Liga Singapura.

"Kalau ini tidak digubris oleh PSSI, karena posisi kami di Riau, kami dekat dengan Singapura dan Malaysia, kami akan bermain di Liga Singapura," kata Alsitra. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved