Sudah 10 Hari, Jenazah TKW Asal Cianjur Itu Masih Terdampar di Oman

tewas setelah diduga meminum obat sakit gigi pemberian sang majikan, Jumat (10/11/2017).

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ichsan
TRIBUNJABAR.CO.ID/FERRI AMIRIL MUKMININ
Sang adik menunjukkan foto almarhumah semasa hidup. Keluarga Yuyun berharap jenazah bisa dipulangkan ke Bojongpicung, Kabupaten Cianjur 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIANJUR - Sudah sepuluh hari sejak meninggal dunia pada Jumat (10/11/2017) , jenazah TKW asal Cianjur Yuyun bin Aa Halid (35) masih terdampar di sebuah rumah sakit di negara Oman.

Ketua DPC Asosiasi Tenaga kerja Indonesia Pembaharuan (Astakira) Cianjur, Hendri Prayoga mengatakan, saat ini masih mengusahakan kepulangan jenazah TKW tersebut.

”Katanya, pihak pemerintah Oman sedang menyelesaikan pemberkasan untuk memulangkan jenazah. Masih banyak prosesnya, kami sudah meminta bantuan ke pusat dan juga BNP2TKI untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Hendri, saat dihubungi Senin (20/11/2017).

Baca: Banjir Rancaekek Rugikan Banyak Orang, Warga Tuntut Pemprov Jabar Beri Solusi Konkret

Ia mengatakan, kondisi keuangan majikan pun menjadi penyebab tersendatnya kepulangan jenazah.

Oleh karena itu, melalui Astakira Hendri pun mendesak instansi terkait untuk membantu memulangkan Yuyun. Hendri menilai, instansi terkait yang berada di wilayah kabupaten pun menjadi salah satu pihak yang bisa membantu kepulangan almarhumah.


”Saya sudah memberi laporan kepada pihak dinas dan melengkapinya dengan data TKI terkait. Tapi sejak pekan lalu, belum ada tanggapan. Dinas belum mengonfirmasi terkait permohonan bantuan dari kami,” katanya.

Ia mengharapkan, dinas setempat dapat ikut membantu memulangkan TKW yang berangkat secara resmi pada 2013 itu.

Usai Minum Obat Sakit Gigi

Yuyun Bin Aa Halid (35) seorang TKI asal Kampung Mekarmulya RT 04/01, Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, tewas setelah diduga meminum obat sakit gigi pemberian sang majikan, Jumat (10/11/2017).

Pihak keluarga tak mampu memulangkan jenazah Yuyun dan masih berharap Yuyun bisa dimakamkan di kampung halaman. Pihak keluarga mendengar bahwa gaji dua tahun Yuyun belum dibayarkan oleh majikan.


Orangtua Yuyun, Yati (50) mengatakan ia pertama kali mendengar kabar anaknya tersebut meninggal setelah suami Yuyun mendatangi rumahnya dan mengabarkan kabar duka tersebut. Ia kaget dan tak percaya karena sehari sebelumnya sempat mendengar kabar anaknya tersebut masih melakukan komunikasi dengan anak bungsunya.

"Ada mantu yang datang mengabarkan duka kalau anak saya meninggal, saya berharap ia bisa dipulangkan," kata Yati sambil terisak saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/11/2017).

Harapan Yati belum menemukan titik terang karena hingga hari kelima belum ada kabar juga kepulangan dari anaknya tersebut. "Saya pikir bisa pulang cepat, tapi karena ia sudah tak terakomodir asuransi katanya kepulangannya tersendat," kata Yati.

Yati mengatakan bahwa satu anaknya yang lain, Sumiati (25) yang sedang berada di Arab Saudi juga telah mendengar kabar tersebut.

"Dari penuturan adik kandung almarhumah ia sampai meminta sumbangan di sana untuk memulangkan Yuyun," ujar Yati.

Ia mengatakan bahwa sejak mendengar kabar anaknya tersebut meninggal, pada Jumat malamnya keluarga menggelar acara tahlilan untuk almarhumah.

"Kami setiap malam di sini sudah menggelar tahlilan," kata Yati.

Suami almarhumah Yuyun, Rudi (38) mengatakan, bahwa ia mendengar kabar istrinya tersebut meninggal dari rekan sesama TKW yang bekerja di Oman. "Katanya ia sakit gigi, hendak pergi ke dokter namun diberi obat sakit gigi oleh majikannya, tak lama kemudian ia meninggal," kata Rudi.

Rudi mengatakan istrinya tersebut sudah berada empat tahun di Oman. Namun dari sepengetahuannya seharusnya kontraknya hanya dua tahun. "Mungkin karena asuransinya sudah habis jadi susah pulang," kata Rudi.

Kepala Desa Neglasari, Andriana mengatakan, bahwa ia tak mempunyai data keberangkatan warganya tersebut. Ia mengimbau kepada warga lainnya yang akan berangkat ke luar negeri menjadi TKW agar melapor ke pihak desa.


"Saya turut berdukacita untuk almarhumah. Kebanyakan memang kami tak tahu keberangkatannya, perginya kami tidak tahu, giliran ada masalah seperti ini kami kebingungan karena tak punya data," katanya.

Andriana mengatakan semoga apa yang menjadi harapan keluarga almarhumah bisa dikabulkan pemerintah. Ia juga berharap gaji yang belum dibayar dan menjadi tuntutan keluarga bisa dibayarkan.

Ketua RT 04 Kampung Mekarmulya, Suntara mengatakan, bahwa di lingkungan almarhumah memang banyak TKW. Ia mencatat ada 13 orang yang pergi ke Timur Tengah di lingkungannya. "Termasuk istri saya juga pergi menjadi TKW," katanya.

Dari data yang dimiliki Desa Neglasari, ada sekitar 120 TKW yang tercatat dan mendatangi desa sebelum berangkat ke luar negeri. Menurut penuturan warga, hingga saat ini masih banyak pihak sponsor yang datang ke kampung-kampung menawarkan pekerjaan menjadi TKW ke luar negeri.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved