Tak Boleh Pindah ke Klub Indonesia Lain, Alasan Peter Odemwingie Putus Kontrak dengan Madura United

Perlu diketahui, Odemwingie memang diberikan kontrak tambahan oleh manajemen Madura United sampai akhir musim 2018.

Penulis: Ravianto | Editor: Ravianto
SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM
Aksi striker Madura United, Peter Odemwingie, saat tampil melawan Persija Jakarta dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2017 di Stadion Gelora Ratu Pamellingan Pamekasan, Jawa Timur, Senin (21/08/2017) malam. 

TRIBUNJABAR.CO.ID, PAMEKASAN - Penyerang Madura United, Peter Odemwingie mencoba memutuskan kontrak dengan klubnya.

Kontrak Odemwingie sebenarnya habis akhir musim ini.

Namun, dia mendapat opsi perpanjangan kontrak hingga akhir musim tahun depan.

Dilansir dari Tribun Jatim, Manajer Madura United, Haruna Soemitro, mengatakan bahwa Odemwingie tidak akan bertahan di klub berjulukan Laskar Sappe Kerrab tersebut.


"Sebenarnya Odemwingie sudah mengikat kontrak dengan kami untuk musim depan. Secara berat bahwa evaluasi kami dengan pelatih mungkin akan duduk bersama membahas terminasi kontrak Odemwingie agar menemukan win win solutionnya. Tetapi kami pastikan Odemwingie tidak bertahan," ucap Haruna.

Pembahasan yang dilakukan manajemen Madura United langsung mendapat respon dari Odemwingie.

Pemain berusia 36 tahun itu menuliskan sebuah klarifikasi di akun Twitter-nya terkait unggahan dari sosial media Madura United.

Ternyata, Odemwingie ingin memutuskan kontrak karena Madura United menawarkan klausul yang sulit diterima, yakni dia tak boleh pindah ke klub Indonesia lain.

Berikut klarifikasi Odemwingie.

"Ini bukan akhir musim yang kami harapkan untuk Madura United tetapi banyak yang saya banggakan di klub ini. Kami memiliki kejadian pada minggu lalu. Itu menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk pengalaman saya ke depan.

Pernyataan saya telah dikutip dan disebarkan ke media oleh manajemen Madura United membuat komentar negatif tentang Liga 1 dan PSSI.

Klub tidak boleh menggunakan nama saya untuk mengeluh tentang operator liga karena kami tidak menjadi juara.

Kami sangat dekat dengan juara sehingga sulit mengontrol emosi, sampai batas tertentu, ini masih bisa dimengerti.

Ya, beberapa keputusan dari wasit (seperti yang terjadi di mana-mana di seluruh dunia) kami hanya bisa mengeluh dan berspekulasi tentang korupsi sampai itu terbukti.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved