Misi Walet Hitam: Kisah Intelijen Polri Tangkap Peracik Bom Bali, 3 Tahun Lacak ''Nomor Cantik'' (1)

Masih ingat kisah penangkapan peracik bom termasyur satu dekade lalu, pria asal Malaysia bernama Dr Azhari pada 2005?

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Sampul buku "Misi Walet Hitam" 

Dengan informasi yang mulai menemukan titik terang, polisi menurunkan belasan petugas dari Tim Surveillance dan Tim Direction Finder yang diterjunkan ke Malang dan Semarang.

Baca: Tiga Ruangan Kelas Ambruk, Siswa SMPN 3 Sukaresmi Terpaksa Belajar di Sekolah Lain

Melengkapi penyelidikan ini, dilakukan kegiatan mata-mata. Tim melacak nomor ponsel yang diduga milik teroris.

Di buku itu, Petrus Golose memimpin Tim Surveillance. Saat memulai penyelidikan, ia tetiba ingat sebuah bisikan dari Rais, saudara ipar Noordin M Top yang sudah ditangkap.

"Pak Petrus, kalau mau cari Dr Azhari cari di tempat dingin," ujar Rais seperti ditulis di buku itu.

Penyelidikan semakin menemukan titik terang. Nomor yang disebut polisi bernama "nomor cantilk dan menarik hati" itu terlacak di sebuah rumah di Perumahan Flamboyan, Batu Malang.

Nomor yang diduga milik Dr Azhari itu terlacak statis di rumah itu.

Rumah itu disewa oleh Cholily dan Arman. Keduanya adalah yang menjaga dan memenuhi permintaan Dr Azhari dan Noordin M Top selama di rumah. Keduanya mengaku sebagai mahasiswa. ‎

"Di Batu, Dr Azhari bukan bersantai. Dia justru sibuk menyiapkan puluhan bom untuk serangan malam Natal 2005 ditemani dua muridnya, Cholily dan Arman," tulis Arif.

IT Mabes Polri kembali berhasil melacak aktivitas elektronik kedua pengawal Dr Azhari itu lewat teknologi kekinian seperti GSM interceptor, GPS, kamera pengintai, alat penyadap, perekam mikro dan pengacak sinyal.

"Selama 24 jam nonstop, sinyal kedua orang itu dipantai melalui satelit. Kode-kode rhasia yang mereka gunakan dianalisi secara mendalam," tulis Arif Wachjunadi.

Baca: Beredar Foto Diduga Umi Pipik Rangkul Sunu, Teman dekat dan Pakar Beberkan Hal Mengejutkan

Selain pendekatan techno intelligence, Tim Mabes Polri juga menggunakan human intelligence. Puluhan petugas Intel disebat untuk pembuntutan di Batu.

Polisi juga menyewa rumah di sekitar rumah yang ditinggal Dr Azhari. Setiap hari, polisi memantau dan membuntuti orang-orang penghuni rumah tersebut.

"Petugas tim Surveillance melakukan berbagai teknik penyamaran. Ada yang sebagai gelandangan hingga pedagang keliling. Mereka berseliweran di depan rumah target untuk mendapatkan informasi berharga," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved