Beberapa Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Bobby Nasution, Calon Menantu Presiden Jokowi

TRIBUNJABAR.CO.ID - Tinggal menghitung hari, Presiden ke-7 Indonesia Jokowi mantu.

Tak lama lagi, pernikahan Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasutionakan digelar.

Tepatnya 8 November 2017 nanti, puteri satu-satunya Presiden Jokowi akan melepas lajang.

1. Beda suku

Bobby Nasution itu  pria keturunan Mandailing, Sumatera Utara.

Pria yang lahir pada 5 Juli 1991 itu, merupakan anak bontot.

Jadi Bobby Nasution itu anak ke-3 dari 3 bersaudara.

2. Bukan anak orang biasa

Orang tua dari Bobby Nasution itu bernama Erwin Nasution.

Calon besan Presiden Jokowi ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama PTPN IV.

Erwin Nasution menjabat sebagi direktur utama sejak 2012 sampai 2016.

Ayahanda calon suami Kahiyang Ayu itu meninggal dunia pada awal 2017 dalam usia 63 tahun.

3. Juga ngampus di Institut Pertanian Bogor

Bobby rampungkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 2 Pontianak pada 2003 lau, sementara SMP dan SMA ia habiskan di Bandar Lampung.

Setelah lulus SMA, ia memutuskan hijrah ke Bogor, Jawa Barat.

Ia melanjutkan pendidikan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Masuk pada 2014 lalu dan di kampus inilah bobby mengenal Kahiyan Ayu.

4. Nggak bawa apa-apa

Saat minta ijin mau melamar Kahiyang Ayu, Bobby nggak banwa apa-apa.

Hal itu diungkapkan oleh Kahityang Ayu dalam video QnA : Aku, Mas Boby dan Mbak ayang.

Ayang bercerita bahwa Bobby menyampaikan ijin mau melamar kepada Ibu Negara Iriana di bandar udara (bandara).

"Engga bawa apa-apa. Ngomongnya saja di bandara. Bu, bu, saya mau dateng ini sama ibu saya," kata Ayang, menceritakan yang dikatakan Bobby saat itu.

5. Kerja jadi Direktur

Tak banyak yang tahu apa pekerjaan dari Bobby Nasution.

Tapi belakangan ini terkuak, kalau calon suami Kahiyang Ayuternyata kerja di sebuah perusahaan properti.

Di Takke Group, Bobby Nasution menempati posisi sebagai Direktur Marketing.

Di sana dia juga sekaligus sebagai pemegang saham yakni kepemilikan sekitar 10-20 persen.

(Octa/Grid.id)