Polisi Asal Antapani Dirikan Klub Badminton yang Menggratiskan Biaya Latihan Bagi Anak Kurang Mampu

Agus Ariyanto mengaku mendirikan PB Atlas karena merasa peduli pada sejumlah anak yang memiliki bakat bulutangkis, namun tak punya biaya.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
TRIBUNJABAR.CO.ID/YONGKI YULIUS
Ipda Agus Ariyanto (52) bersama sejumlah anak didiknya di PB Atlas. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Selain disibukkan sebagai Kanit Binmas di Polsek Antapani Bandung, Ipda Agus Ariyanto (52) juga mendirikan klub bulu tangkis pembinaan usia dini untuk kembangkan potensi anak berbakat dari keluarga kurang mampu.

"Namanya PB Atlas atau Atlas Badminton Club. Diklat bulutangkis usia dini. Ada kategori 10 tahun ke bawah, 12 tahun, 14 tahun, dan 16 tahun itu masih usia dini menurut aturan PBSI. Saya sudah mendirikan diklat ini dari 2006. Latihannya di Gor Bara Kompleks Wijayakusuma Cibiru Bandung," ujarnya kepada Tribun Jabar, Jumat (3/11/2017), di kantornya.

Agus Ariyanto mengaku mendirikan PB Atlas karena merasa peduli pada sejumlah anak yang memiliki bakat bulutangkis, namun tak punya biaya.

Ipda Agus Ariyanto (52) bersama sejumlah anak didiknya di PB Atlas.
Ipda Agus Ariyanto (52) bersama sejumlah anak didiknya di PB Atlas. (TRIBUNJABAR.CO.ID/YONGKI YULIUS)

Olahraga bulutangkis dinilainya sebagai olahraga yang cukup mahal jika merujuk pada harga kok, raket, sewa lapangan, dan sejumlah alat pendukung lainnya.

Saat ini, ada 80 anak yang dibina oleh PB Atlas. Dari 80 anak itu, kata Agus Ariyanto, ada 10 anak yang digratiskan biayanya karena berasal dari keluarga kurang mampu.


Agus Ariyanto memberlakukan subsidi silang agar ke-10 anak itu dapat konsentrasi berlatih tanpa memikirkan biaya.

"Iuran wajib buat yang mampu Rp 200 ribu per bulan. Dalam satu bulan 12 kali pertemuan, ditambah tambahan 8 pertemuan. Jadi ada 20 pertemuan dalam sebulan. Kalau ikut latihan tambahan, yang mampu bayarnya jadi Rp 350 ribu per bulan," ujarnya.

Menurut Agus Ariyanto, selama menjalankan PB Atlas, ia tidak pernah berorientasi pada keuntungan.

Ia bersama dua asisten pelatihnya mengaku bersyukur jika ada uang lebih dari iuran yang didapat dari anak didiknya.

Namun seringnya iuran itu hanya cukup untuk menutupi biaya operasional.

Ipda Agus Ariyanto (52) bersama sejumlah anak didiknya di PB Atlas.
Ipda Agus Ariyanto (52) bersama sejumlah anak didiknya di PB Atlas. (TRIBUNJABAR.CO.ID/YONGKI YULIUS)

Dari keterangan Agus Ariyanto, biaya sewa lapangan saja Rp 1,5 juta dalam sebulan. Belum lagi saat anak didiknya membutuhkan raket atau membutuhkan biaya saat pergi ke luar kota mengikuti kejuaraan tingkat provinsi atau nasional.

Agus Ariyanto pun harus memutar otak mencari donatur yang mau membiayai segala macam kebutuhan anak didiknya.


Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved