Pernah Ada yang Kesurupan, Ternyata Begini Kondisi Asli 'Rumah Pengabdi Setan'
Meski tabu, Dadang tak menampik jika cerita mistis memang ada di rumah tersebut.
Penulis: Yudha Maulana | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Film remake Pengabdi Setan besutan Joko Anwar disebut-sebut merupakan film horor terseram yang pernah ada di tanah air.
Tayang perdana pada 28 September 2017 lalu, film Pengabdi Setan telah menjadi film horor paling banyak ditonton di Indonesia dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Hal tersebut diketahui dari data yang dirilis laman filmindonesia.or.id.
Film Pengabdi Setan telah ditonton sebanyak 2.820.681 orang menyalip film Danur yang memperoleh 2.736.156 penonton.
Orang-orang mengaku dibuat merinding usai menonton film remake berjudul sama pada tahun 1980-an itu.
Kengerian 'Pengabdi Setan' tentunya tidak terlepas dari setting lokasi yang digunakan saat penggarapan film.
Jika pada film 'rumah Pengabdi Setan' itu tampak sangat menyeramkan, lantas bagaimana kondisi asli dari rumah tersebut?
Rumah yang dijadikan tempat syuting Pengabdi Setan berada di wilayah perkebunan milik PTPN VIII, tepatnya di Kampung Kertamanah, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Rumah berlantai dua dengan gaya vintage Eropa itu diperkirakan telah berdiri sekitar dua abad yang lalu.
Bagi yang pernah menonton filmnya, dalam pikiran mungkin langsung terbayang ngerinya, sosok Ibu yang diperankan secara piawai oleh Ayu Laksmi.
Jauh dari cerita bahwa rumah tersebut berada di tengah hutan, nyatanya, rumah dinas untuk pejabat PTPN itu berada di pemukiman warga.
Jarak antara rumah tersebut dengan rumah lainnya tak lebih dari 50 meter.
Karyawan PTPN VIII, Dadang Somantri (39) membantah kabar yang menyatakan bahwa rumah tersebut tak berpenghuni sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
"Terakhir diisi tahun 2016, rumah ini diperuntukan untuk pejabat PTPN minimal kepala bagian. Namun, karena pejabatnya sering dimutasi oleh atasannya, jadinya paling lama ditinggali sekitar empat sampai enam bulan, baru kemudian ganti lagi pejabatnya," kata Dadang, Minggu (15/10).
Terlihat dari luar, dinding kayu dari rumah tersebut kusam, seperti ditinggalkan beberapa puluh tahun yang lalu.