Hafiz Cilik Muadz Membuat Semua Orang di Studio Menangis: Saya Tak Minta Mata Saya Kembali
Menyaksikan seorang anak menghafal Alquran sungguh menyejukkan hati. Terkadang tanpa disadari air mata ini menetes.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNJABAR.CO.ID - Menyaksikan seorang anak menghafal Alquran sungguh menyejukkan hati. Terkadang tanpa disadari air mata ini menetes.
Bagaimana mungkin anak yang baru belasan tahun sudah menghafal seluruh isi Alquran, sementara banyak orang yang sudah berusia dewasa, menghafal sepuluh surat dalam Alquran pun tidak bisa. Menakjubkan.
Banyak penghafal Alquran atau hafidz cilik bermunculan, di Indonesia dan dunia.
Mendengarkan suaranya berasa hilang keruwetan hidup dan meyakini kebesaran Allah dengan kekuasaanya.
Emosi semakin tak terbendung, menangis, dan haru, kala menyaksikan penghafal cilik itu ternyata bukanlan bocah yang sempurna secara fisik, seperti hafiz cilik Mu'adz, asal Mesir.
Usianya baru 11 tahun dan sudah bisa hafal 30 juz Al-Qur'an. Siapa sangka anak sekecil itu ternyata mengalami kekurangan fisik pada dirinya. Mu'adz tidak bisa melihat alias buta, hal tersebut dia alami sejak lahir. Praktis, Mu'adz tak pernah dapat melihat indahnya dunia atau wajah-wajah orang terkasih di sekelilingnya, sejak dilahirkan ke dunia.
Dalam tayangan sebuah acara televisi yang belakangan tersebar di youtube, seorang imam masjid, yaitu Syaikh Fahd Al-Kandari, mewawancarai Mu'adz yang juga merupakan pembawa acara pada acara tersebut, menanyakan bagaimana ia belajar dan menghafal Al-Qur'an padahal ia memiliki keterbatasan fisik.
Ternyata, semua itu bisa dilakukan dengan modal semangat baja.
"Pada awalnya hanya satu hari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau (syaikhnya) dengan sangat agar menambah harinya untuk menghafal qur'an, sehingga menjadi dua hari dalam sepekan. Syaikh saya sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu ayat saja setiap hari," ungkap muadz
Yang lebih mengagumkan dalam dialog itu adalah pernyataannya tentang kebutaannya. Ia tidak berdoa kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatannya, namun rahmat Allah-lah yang ia harapkan.
Tentu saja, setelah mendengar kalimat mulia anak ini, semua yang ada di studio saat itu diam. Penyiar TV nampak berkaca-kaca dan air matanya menetes.
Para pemirsa di stasiun TV serta kru TV tersebut juga tak tahan menitikkan air mata.
"Pada saat ini, saya teringat banyak kaum muslimin yang mampu melihat namun bermalas-malasan dalam menghafal kitab Allah, Alquran. Ya Allah, bagaimana alasan mereka besok (di hadapan-Mu)?" kata Syaikh Fahd Al-Kanderi. (dia)