Guru Aniaya Murid
Pemukulan di SMPN 4 Rancaekek Akibat Guru Dilecehkan Murid, Ini Kesaksian Murid pada Ibunya!
"Anak saya juga menceritakan kenapa anak-anak bisa sampai kena pukul dan jewer, memang anak-anaknya yang salah," ujar Amin.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Amin, warga Rancaekek, mendatangi SMPN 4 Rancaekek setelah mendapatkan surat undangan dari pihak sekolah.
Undangan tersebut merupakan undangan musyawarah terkait kejadian pemukulan yang dilakukan oleh seorang guru SMPN 4 Rancaekek pada beberapa muridnya.
"Saya sebetulnya kemarin sudah mau datang ke sekolah, hanya kata anak saya tidak usah, ternyata ada undangan juga dari sekolah," ujar Amin ketika ditemui Tribun Jabar di depan komplek SMPN 4 Rancaekek, Rabu (11/10/2017).
Amin mengungkapkan, sang anak, FN, yang duduk di bangku kelas 8, mengaku mendapatkan jeweran di kedua telinganya oleh sang guru.
Amin menyadari hal tersebut ketika di rumah melihat telinga sang anak memerah. Setelah didesak akhirnya sang anak menceritakan kejadian yang terjadi di sekolah.
Meski sang anak mendapatkan tindakan fisik dari seorang guru di sekolahnya, Amin mengaku enggan memperpanjang kasus ini.
"Anak saya juga menceritakan kenapa anak-anak bisa sampai kena pukul dan jewer, memang anak-anaknya yang salah," ujar Amin.
Dari Bolak-Balik Jakarta-Cimahi Hingga Telaten Mengelap Tubuh Ayahnya, Inilah Bukti Pegabdian Sule https://t.co/ECZQGocp6S via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 11, 2017
Amin menceritakan, menurut penuturan sang anak, saat itu sang guru sedang menyuruh para siswa salat dan berhenti bermain bola.
Namun, bukannya berhenti, para siswa justru mencandai sang guru dan tidak mendengarkan gurunya sehingga guru tersebut naik pitam.
"Katanya, jadi bola sepaknya diberikan ke si guru, tapi sebelum sampai tangan, bolanya dilempar ke belakang oleh para siswa itu," ujar Amin.
Merasa dilecehkan, guru tersebut memukul para siswa yang masih bermain bola dan menjewer sebagian siswa.
Anaknya sendiri, menurut Amin, tidak ikut bermain bola dan hanya kebetulan sedang berada di pinggir lapangan.
"Anak saya juga bilang, memang anak-anak yang salah, jadi ya sudah, tidak usah diperpanjang," ujar Amin.