Begini Bahayanya Jika Gunung Agung Sampai Meletus, Terakhir Sampai Memakan Korban Ribuan Jiwa

Pernah meletus pada tahun 1963, kini aktivitas Gunung Agung kembali meningkat sejak September 2017 lalu.

Penulis: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra | Editor: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra
TribunBali.com
Gunung Agung ketika meletus pada tahun 1963 (kiri) kondisinya kini (kanan) 

TRIBUNJABAR.CO.ID - Pernah meletus pada tahun 1963, kini aktivitas Gunung Agung kembali meningkat sejak September 2017 lalu.

Gunung berapi yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali itu diketahui telah meletus sebanyak empat kali dalam kurun waktu 200 tahun.

Gunung Agung pernah meletus pada tahun 1808, 1821, 1843, dan terakhir pada tahun 1963 silam.


Saat letusannya yang terakhir, tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 lainnya mengalami luka-luka.

Sebenarnya seberapa berbahaya Gunung Agung jika sampai meletus?

Melansir dari Deutsche Welle, seorang ahli geofisika Jacqueline Salzer mengungkapkan potensi mematikan dari Gunung Agung.

Jacqueline Salzer, seorang ahli geofisika.
Jacqueline Salzer, seorang ahli geofisika. (Deutsche Welle)

Gunung Agung merupakan gunung api campuran yang kerap ditemukan pada zona subduksi tektonik.

Merupakan bagian dari cincin api pasifik, di daerah tersebut dapat ditemukan lava yang kental.

Artinya pada zona letusan, lava gunung api, abu vulkanik, serta materil letusan lainnya menumpuk secara tajam.

Berbahayanya, jika magmanya sangat kental, maka gunung berapi tersebut sangat ekspolosif.

Penyebabnya karena gas yang terperangkap di dalam magma mendapat tekanan dan ketika magma naik ke permukaan maka tekanannya pun semakin meningkat.

Tapi ketika gunung berapi meletus, maka tiba-tiba gas tersebut pun terbebas dan letusan benar-benar memuntahkan magma menjadi beberapa bagian, yang menyebabkan awan abu yang sangat besar.

Baca: Dengar Nama Ayu Ting Ting Disebut Raffi Ahmad,Rafathar Beri Reaksi Mengejutkan:Hajar Terus Aa Beiby!

Erupsi Gunung Agung tahun 1963
Erupsi Gunung Agung tahun 1963 (qubicle)

Letusan ini akan berulang dan bisa berlanjut selama beberapa hari, karena ada sumber magma yang konstan lalu gas naik ke permukaan dan melepaskan energi.

Penduduk di sekitar Gunung Agung akan terancam bahaya pada letusan terakhir akibat aliran piroklastik.

Piroklastik adalah gas panas, abu vulkanik dan bebatuan yang bergerak cepat meluncur menuruni sisi gunung.

Peristiwa yang akan terjadi sangat cepat itu bisa membahayakan nyawa penduduk yang berada di sekitar Gunung Agung.

Selain itu bahaya juga datang dari aliran lumpur yang terbentuk ketika meterial dari letusan gunung berapi bercampur dengan air hujan.

Aliran lumpur tersebut biasa dikenal sebagai lahar.

Baca: Segar! Ini Dia Manfaat Nanas untuk Kesehatan, Nomor 7 Tentang Keguguran Ternyata Begini Faktanya

Muncul awan hitam yang keluar dari kawah Gunung Agung. Gambar ini diambil pada Sabtu (7/10/2017)
Muncul awan hitam yang keluar dari kawah Gunung Agung. Gambar ini diambil pada Sabtu (7/10/2017) (Facebook/TribunBali.com)

Aliran lahar dapat menghancurkan jembatan dan rumah-rumah, bahkan bisa menimbun desa-desa sekitar Gunung Agung.

Lalu ada pula debu vulkanis yang dapat terlontar hingga ketinggian 20 kilometer dan juga lava panas.

Hingga kini penduduk di sekitar Gunung Agung telah dievakuasi hingga 12 kilometer jauhnya.

Tidak ada jarak pasti yang bisa dikatakan aman jika suatu saat Gunung Agung meletus.

Namun sebagai gambaran, pada letusan Gunung Agung terakhir, aliran lava bergerak hingga tujuh kilometer dan aliran piroklastik hingga 10 kilometer.

Sementara itu awan abu bisa menjangkau area yang lebih jauh dan diprediksi dapat mencapai daerah Jawa Timur.


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved