Eksklusif Tribun Jabar
EKSKLUSIF: Situs Kendan Terancam Hancur, Penambang Ubah Gunung Jadi Tebing-tebing
Bekas-bekas galian di Gunung Sanghyanganjung, tempat Raja Kendan, Resi Guru Manikmaya, dimakamkan, tersebar di mana-mana.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Tim Liputan Tribun Jabar
TRIBUNJABAR.CO.ID, NAGREG- Kawasan situs Kerajaan Kendan di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, terancam hancur akibat penambangan atau pengerukan gunung untuk keperluan lain.
Bekas-bekas galian di Gunung Sanghyanganjung (900 meter di atas permukaan laut), tempat Raja Kendan, Resi Guru Manikmaya, dimakamkan, tersebar di mana-mana.
Penambangan batu dan pasir membuat sebagian gunung berubah menjadi tebing-tebing setinggi 20 meteran yang terlihat seperti sarang semut raksasa, terkikis di sana-sini.
Rumah di Lembang Ini Usianya 100 Tahun,Dipakai Film Si Kabayan, Luas 1 Hektare dan Diincar Pebisnis https://t.co/tz5VZVIAwp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 6, 2017
Beberapa malah sudah seperti cangkang kerang besar yang hijau kecokelatan karena diselimuti rumput dan lumut.
Tak jauh dari "sarang-sarang semut", sepenggal tanah gunung juga sudah terlihat rata, dikeruk untuk dijadikan lokasi pendirian kandang ayam.
Baca: Siap-siap Cari Transportasi Alternatif! Sopir Angkot di Bandung akan Mogok Massal 4 Hari
Di kaki gunung, sekitar dua hektare lahan juga sudah dikupas, hingga yang tampak hanya hamparan batu yang menyembul.
Kawasan Kendan, sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Bandung, sejak lama memang sudah dikenal sangat kaya akan batu obsidian.
Heboh Ditalak Lewat SMS, Tata Janeeta Dilamar Ulang Oleh Mehdi Zati? Netter: Kemakan Cinta Mati https://t.co/Q8lqaMXYB3 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 6, 2017
Konon, batuan hitam yang sangat keras ini bahkan sudah dimanfaatkan masyarakat purba di Cekungan Bandung untuk membuat perkakas, seperti pisau batu, kapak, mata tombak, dan mata anak panah.
Masyarakat purba di Cekungan Bandung diperkirakan telah menambang batu ini untuk dijadikan perkakas paling tidak semenjak manusia Gua Pawon sekitar 9.000 tahun yang lalu.
Hal itu terbukti dengan ditemukannya perkakas dari batu kendan bersama dengan kerangka manusia yang meringkuk di Gua Pawon.
Baca: PKB Bakal Deklarasi Dukung Ridwan Kamil di Kandang Dedi Mulyadi, Begini Kata Kang Emil
Ahli geografi, T Bachtiar dan Dewi Syafriani, dalam Bandung Purba menggambarkan masyarakat purba di sekitar cekungan Bandung berjalan kaki menyusuri pinggiran danau Bandung purba untuk bisa sampai ke Kendan.
Kadangkala mereka menaiki rakit di bagian danau yang dalam, dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. (*)