Peristiwa G30S PKI
Balas Dendam PKI di Banyuwangi: Undang Pengajian Lantas Diracun, 93 Mayat Pemuda Ansor Ditumpuk
Ketika itu di Banyuwangi NU dan PNI di satu pihak berseteru dengan PKI di lain pihak.
Oleh: Tawali Datuganggas
Aktivis Forum Pancasila Banyuwangi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Dulu, pada suatu masa, Bung Karno gegap gempita dengan gagasannya membangun aliansi Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom).
Namun di tingkat lokal gagasan itu tidak selalu bisa berjalan mulus.
Ketika itu di Banyuwangi NU dan PNI di satu pihak berseteru dengan PKI di lain pihak.
Makin memanas lantaran PKI menunggangi momentun kompetisi politik pemilihan Bupati Banyuwangi sebagai mesin konflik.
Puncak konflik menjadi berdarah-darah. Terjadi usai G30S/PKI meletus.
Bukan Jessica Iskandar dan Bella Shofie, Artis Ini Pamer Girls Squad Versinya: Cantik dan Pintar https://t.co/Rqd3EXMPLT via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 26, 2017
Pemberontakan gagal itu diikuti pembersihan PKI di berbagai daerah.
PKI Banyuwangi unjuk kekuatan: membantai Pemuda Ansor Kecamatan Muncar.
Awalnya mereka diundang pengajian oleh PKI yang menyamar sebagai Pemuda Ansor kecamatan Gambiran di desa Karangasem (sekarang desa Yosomulyo).
Kedatangan mereka disambut dan dijamu Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat.
Ternyata makanan dan minuman yang disuguhkan sudah dicampuri racun. Usai makan para Ansor lunglai tak berdaya. Saat itulah mereka dibantai PKI.
Tercatat 93 orang Pemuda Ansor tewas. Mayatnya ditumpuk dalam lubang yang memang sudah digali sebelumnya.
Tragedi berikutnya terjadi 18 Oktober 1965 di dusun Cemethuk, desa Cluring, kecamatan Cluring, Banyuwangi.
Tercatat 62 orang Pemuda Ansor dibunuh PKI dan mayatnya dikuburkan dalam lubang-lubang yang sengaja sudah dipersiapkan.