Setahun Banjir Bandang Garut

EKSKLUSIF-- Pemkab Garut Tak Punya Rencana Kontijensi, Padahal Potensi Bencana Tinggi

Selama kegiatan tersebut, ujarnya, mereka mengevaluasi kejadian banjir bandang pada tahun lalu.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUN JABAR/FIRMAN WIJAKSANA
Presiden Joko Widodo meninjau Kampung Lapang Paris, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut untuk melihat penanganan pascabanjir, Kamis (29/9/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana

TRIBUNJABAR.CO.ID, GARUT- Kabupaten Garut sampai saat hari ini ternyata masih belum memiliki rencana kontijensi (renkon) dalam menyikapi ancaman banjir bandang.

Padahal, renkon sangatlah penting sebagai panduan saat terjadi bencana agar tepat bertindak.

Ketiadaan renkon ini terungkap dalam pelaksanaan gladi posko banjir bandang yang digelar Kodim 0611 Garut yang digelar tiga hari sejak, Rabu (13/9/2017).

Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0611 Garut, Mayor Inf Aat Supriatna, mengatakan selama ini mereka rutin menggelar latihan posko sebagai persiapan menghadapi kemungkinan terburuk jika terjadi bencana alam.

"Tahun ini, gladi posko 1 dilaksanakan terkait penanggulangan bencana banjir bandang. Kita ketahui, setahun yang lalu Garut dilanda banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk yang dampaknya sangat besar," ujar Aat saat ditemui di Makodim 0611 Garut, Selasa (19/9/2017).

Selama kegiatan tersebut, ujarnya, mereka mengevaluasi kejadian banjir bandang pada tahun lalu.

Mereka juga mengajak staf kecamatan dari tujuh wilayah yang terdampak bencana banjir bandang, yakni Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Banyuresmi, Karangpawitan, Samarang, dan Bayongbong.

Baca: Selain Momo Geisha, Artis Ini Pun Baru Kehilangan Sosok Istimewa. Firasat Terakhirnya Merinding

Aat mengatakan, kegiatan tersebut juga memberi pelatihan agar siap saat menghadapi bencana.

Mereka juga berencana untuk melatih lebih banyak orang, apalagi Garut merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi. Bukan saja banjir, tapi juga longsor dan pergerakan tanah.

"Jika berkaca dari kejadian banjir bandang tahun lalu, karena belum adanya renkon, apa yang dilakukan seperti terkesan dadakan. Walau begitu semua bisa ditindaklanjuti dengan cepat," ucap Aat.

Andai saja saat banjir bandang terjadi tahun lalu Pemkab Garut sudah memiliki renkon, kata Aat, tindakan penanganan akan bisa dilakukan lengan lebih cepat, efektif, dan terukur.

Selama gladi posko, yang paling ditekankan adalah prosedur gabungan komandan dan staf juga penempaan keputusan.

"Dari awal kejadian jika ada bencana setiap keputusan harus berdasarkan pertimbangan prosedur," katanya.

Baca: Polisi Gerebek Pabrik Pembuatan PCC di Purwokerto, 2 Warga Bandung Ditangkap

Relawan

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, dr Ade Rusyana, dalam rangka mengantisipasi kembalinya banjir bandang, relawan siaga lingkungan rencananya segera mereka bentuk dan mereka sebar di sejumlah titik di tepi Sungai Cimanuh.

Rencananya, kata Ade, mereka akan merekrut 1.000 relawan. Relawan-relawan ini bertugas mengedukasi masyarakat agar senantiasa peduli pada kelestarian sungai dan lingkungan.

"BNPB sudah meminta agar Garut punya relawan peduli lingkungan. Nanti perwakilan relawan itu akan mendapat pelatihan di Yogyakarta," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved