3 Tragedi Bersejarah yang Bikin Tangis Sukarno Pecah, Nomor Terakhir Paling Memilukan
Namun di balik gagahnya seorang Sukarno, ternyata Bapak Proklamator itu pernah menangis di tiga peristiwa bersejarah berikut ini.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Sukarno, sosok yang selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia.
Perjuangannya dalam membela tanah air sangat pantas diganjar berbagai pujian.
Sukarno dikenal sebagai sosok yang berkharisma, berwibawa, dan tegas saat menjadi seorang pemimpin.
Pidato-pidatonya selalu sukses membangkitkan semangat orang-orang yang ada di hadapannya.
Namun di balik gagahnya seorang Sukarno, ternyata Bapak Proklamator itu pernah menangis di tiga peristiwa bersejarah berikut ini.
Baca: Gadis Berusia 16 Tahun Kabur dari Rumah, Ditemukan Bersama Pria Dewasa, Pengakuannya Miris Banget
Apa saja peristiwa itu? Simak selengkapnya.
1. Saat Hukuman Mati Kartosoewirjo

Sosok Kartosoewirjo merupakan pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dari tahun 1949 hingga 1962.
Tindak-tanduk Kartosoewirjo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia itu tentu saja bersebrangan dengan pemerintah.
Kartosoewirjo kemudian diburu lewat sebuah operasi penangkapan.
Setelah melewati proses yang cukup panjang, Kartosoewirjo berhasil ditangkap di wilayah Gunung Rakutak, Jawa Barat pada 4 Juni 1962.
Hukuman mati pun harus diterima Kartosoewirjo pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Namun sebelum hukuman itu dilakukan, ada polemik batin yang bergejolak dari Sukarno.
Baca: Viral! Ibu ini Harus Bayar Pajak Rp 27 Juta karena Bawa Benda Kecil ini dari Singapura
Mengapa Sukarno? Jelas saja, eksekusi hukuman itu harus mendapatkan tanda tangan kepala negara.
Sedangkan Sukarno dan Kartosoewirjo merupakan sahabat sejak kecil.
Keduanya pun dulunya kerap berdiskusi di kediaman Tjokroaminoto.
Gejolak batin dirasakan Sukarno saat harus menandatangani surat putusan hukuman mati sahabatnya itu.
Eksekusi Kartosoewirjo sempat tertunda cukup lama karena Sukarno kerap menolak memberikan tanda tangan.
Sabtu pagi pada tahun 1964, Sukarno menangis di hadapan Mayjen S Parman (Asisten I/Menpangad) saat dirinya menerima surat eksekusi.
2. Sebelum Membacakan Pancasila
Berdasarkan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adam, di sana disebutkan Sukarno sempat menangis satu hari sebelum sidang penentuan ideologi negara di sidang BPUPKI.
Saat itu sejumlah orang mendatangi Bung karno dan mengusulkan pemikiran soal ideologi yang akan dipakai Indonesia.
Baca: Sekarang Gagah Berotot, Ternyata Dulu Pria Ini adalah Ladyboy. Potret Masa Kecilnya Juga Ngagetin!
Merenunglah sang proklamator di Flores, akhirnya ideologi bernama Pancasila itu dirilisnya.
Saat sidang BPUPKI digelar, Sukarno menangis dan meratap.
Ia kemudian membacakan isi dari Pancasila untuk pertama kali.
3. Meninggalnya Jenderal Ahmad Yani

Siapa yang tak tahu tragedi G30S/PKI.
Di hari itu PKI begitu kejam membunuh sejumlah jenderal dan dimasukkannya ke dalam sumur yang kini disebut Lubang Buaya.
Jenderal Ahmad Yani merupakan satu di antara korban dalam tragedi tersebut.
Jelas saja Sukarno merasa terpukul atas tewasnya A Yani.
Baca: Boroknya Terkuak! Berniat Calonkan Diri Jadi Wali Kota, Artis ini Ternyata Punya Anak di Luar Nikah
Kakek Tak Bercelana Tidur Dikelilingi Makanan, Kisah di Baliknya Sungguh Memilukan https://t.co/LwOjVfhaZI via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 19, 2017
Sukarno kemudian menangis di depan makam sahabatnya tersebut.
Saat itu merupakan momen di mana Sukarno menganis begitu hebatnya di depan publik.